GridFame.id - Stok daging masih berlimpah usai momen Idul Adha?
Untuk menghabiskannya bisa dibilang beberapa hari ini menu yang disajikan dari olahan daging.
Meski lezat namun ketika menyajikan menu masakan olahan daging untuk keluarga, jangan sampai dibarengi dengan disiapkannya minuman manis di meja makan Anda.
Makan menu daging bila berbarengan dengan minum minuman manis ini malah berisiko bagi kesehatan.
Tak ingin menyesal belakangan, penting untuk tahu hal ini.
Makanan tinggi protein seperti steak, ayam panggang, telur rebus, olahan kacang, dan jenis asupan tinggi protein lainnya kerap menjadi pilihan saat pria ingin membangun masa otot atau sedang berdiet.
Sayangnya, manfaat dari diet tinggi protein ternyata bisa “dihancurkan” oleh minuman bergula tinggi, seperti soda, teh manis, minuman manis kemasan, dan bahkan jus buah.
Inilah mengapa Anda sebaiknya tidak mengonsumsi minuman manis bersamaan dengan makanan kaya protein.
Minuman yang mengandung gula tinggi dapat mengacaukan metabolisme tubuh (sehingga membuat tubuh cepat gemuk) saat dipasangkan dengan makanan berprotein tinggi, sebuah studi menunjukkan.
Sebuah studi baru yang terbit di jurnal BMC Nutrition tersebut mulanya berangkat dari pertanyaan “Apa yang terjadi saat Anda menggabungkan makanan sehat dan minuman yang tidak sehat? Apakah efek negatifnya lebih besar ketimbang efek positif?”
Dalam penelitian tersebut, para periset menemukan apa yang terjadi saat Anda mencampur sesuatu yang manis dengan makanan kaya protein. Hasilnya adalah penggemukan tubuh.
Periset mengumpulkan 27 orang dewasa muda dengan berat badan yang sehat dan melibatkan mereka ke dalam dua studi 24 jam.
Setelah semalaman berpuasa, peserta diberi dua porsi makanan yang masing-masing mengandung 15 persen protein dan 30 persen protein.
Setiap makanan mengandung 500 kalori dan 17 gram lemak, dan salah satu porsi makan dipasangkan dengan minuman manis.
Selama penelitian, peserta studi ditempatkan di ruang kalorimeter, yaitu ruangan yang dapat mengukur aktivitas, oksigen, karbon dioksida, temperatur, dan tekanan untuk mengetahui pengeluaran energi dan pengolahan nutrisi oleh tubuh.
Hasil menunjukkan, saat peserta diberi satu porsi makanan dengan minuman manis, terjadi penurunan oksidasi lemak dalam tubuh, yaitu sebuah proses penting dalam pembakaran lemak. "Kami terkejut dengan dampak minuman manis pada metabolisme saat dipasangkan dengan makanan berprotein tinggi," kata pemimpin penelitian Shanon Casperson, Ph.D., ahli biologi penelitian di Pusat Penelitian Nutrisi Manusia di Grand Forks AS.
"Kombinasi ini juga meningkatkan keinginan makan makanan gurih dan asin selama empat jam setelah makan." Studi tersebut menunjukkan bahwa memasangkan minuman manis dengan makanan tinggi protein dapat mempengaruhi asupan dan keseimbangan energi.
"Di sisi asupan, energi tambahan dari minuman manis tidak membuat orang merasa lebih kenyang," kata Casperson.
"Di sisi pengeluaran, kalori tambahan dari minuman manis tidak mudah dikeluarkan tubuh dan justru menyebabkan penurunan pembakaran lemak.”
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Makan Daging, Hindari Minuman Manis"