Dewi kembali meminta Ria memeriksakan diri ke rumah sakit, agar tahu sakitnya di sebelah mana dan kenapa.
Namun, Dewi tak menyangka, jawaban Ria saat itu adalah pertanda untuknya.
“Ria bilang, Iya tapi sampai tanggal 6 ya. Dia sudah tahu, tanggal 6 katanya. Saya bilang, Ya tergantung dokternya dong sampai kapan, jangan kamu yang nentuin.
Kan, nanti kita ada janji juga sama dokter di tanggal 6 itu,” ungkap Dewi.
Dewi juga cerita, jam 9 pagi di hari Ria berpulang seharusnya ada tindakan lagi untuk mengobati penyakitnya.
Rupanya, di malam pergantian Minggu ke Senin, Dewi sempat takut Ria akan pergi, karena dulu ayahnya pergi di Senin pukul 00.40 WIB.
“Saya lihat jam, aduh sudah lewat jamnya ayah saya. Kayaknya saya udah bisa tenang. Tapi, kok kondisi Ria jadi begitu, ya?” ujar Dewi.
Dewi pun menceritakan kalau dini hari itu Ria juga susah sekali disuapi makanan, baik oleh dirinya maupun sang suami, Mayky.
Saat adzan subuh berkumandang, Dewi bersama suster yang mendapat giliran menjaga Ria karena Mayky menunaikan shalat subuh.
Dewi melihat kepala sang adik sudah lemas terkulai, seperti tak berdaya lagi.