GridFame.id - Varian baru virus Covid-19 telah ditemukan oleh ahli.
Sebelumnya varian delta dan delta plus baru saja ditemukan, kini muncul mutasi baru lagi dari virus Covid-19.
Varian ini kabarnya lebih kebal terhadap vaksin dan lebih cepat menular.
Padahal varian Delta Plus saja sudah meresahkan masyarakat Indonesia.
Kini ahli malah menemukan mutasi baru dari Covid-19 yang isunya sulit untuk ditangani.
Bagaimana varian ini bermutasi? Di negara mana saja penyebarannya? yuk kita simak.
Baca Juga: Hati-hati! Varian Delta Plus Sudah Terdeteksi di Dua Kota, Waspada Gejala Tak Biasa Ini
Menurut penelitian, fitur virologi Lambda dan bagaimana mereka berevolusi belum diketahui secara jelas.
Studi lain juga menemukan bahwa varian Delta menunjukkan beberapa tingkat resistensi terhadap vaksin Covid-19.“Tidak ada yang menginkan ada virus yang memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dan resistan terhadap vaksin. Ini mengkhawatirkan," kata Quigley.
Dia menambahkan, ini artinya para ilmuwan perlu mengembangkan vaksin baru ketika kita menemukan bukti tersebut.
"Kabar baiknya, kita belum sampai di sana," katanya.
Diberitakan Kompas.com 19 Juni 2021, WHO menyebutkan, varian Lambda awalnya terdeteksi di Peru pada Agustus 2020 dan sejak itu dilaporkan di 29 negara di seluruh dunia, sebagian besar di Amerika Latin, termasuk Argentina dan Cile.
Tetapi kabar yang sedikit melegakan, hingga saat ini varian Lambda belum terdeteksi di Indonesia.
"Pada 14 Juni, varian yang ditetapkan untuk garis keturunan (penamaan) Pango C.37, klad GISAID GR/452Q.V1, klad NextStrain 20D, ditetapkan sebagai VOI global, dan diberi label oleh WHO sebagai Lambda," ujar WHO.
Virus, atau varian virus, dapat menjadi kebal vaksin jika bermutasi. Mutasi terjadi secara alami selama virus memiliki inang (seseorang) untuk menginfeksi dan menularkan infeksi.
Meskipun tidak semua mutasi resisten terhadap vaksin, mutasi yang cukup berbeda dari galur asli virus mungkin tidak dapat dinetralisir oleh antibodi yang sesuai.
Ini mengkhawatirkan, tetapi tidak jarang, kata Quigley menambahkan bahwa para ilmuwan juga memperbarui vaksin influenza untuk menargetkan mutasi baru setiap tahun.
Dia berkata, keputusan ini diputuskan oleh badan kesehatan internasional, yang bekerja sama dengan CDC untuk memutuskan jenis influenza apa yang beredar dan bagaimana memeranginya dengan vaksin.
"Jika virus bertahan lebih lama, merakit panel serupa untuk mensurvei mutasi dan mengembangkan vaksin Covid-19 berikutnya akan menjadi penting," tambahnya.
Dia melanjutkan, suntikan booster atau vaksin khusus varian juga merupakan pertimbangan penting ke depan.
Baca Juga: Masyarakat Harap Lebih Selektif! Bukan Membuat Virus Corona Bermutasi ke Varian Baru, Ini yang Terjadi Jika Vaksin Covid-19 Masuk ke Tubuh KitaArtikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Studi Baru: Varian Lambda Lebih Menular dan Kebal Vaksin Covid-19"