"Kalau perempuan mengalami nyeri haid, kita harus pastikan apakah nyeri haid ini tidak mengarah ke endometriosis," jelas dr. Ferry.
Tambah dr. Ferry, sebanyak 60 persen pasien yang mengalami nyeri haid berkemungkinan mengalami endometriosis dengan derajat penyakit yang berbeda-beda.
Terkadang, rasa nyeri yang dialami tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat keparahan endometriosisnya.
Seseorang bisa saja mengalami endometriosis ringan, tapi mengalami rasa nyeri yang sangat hebat, begitu pula sebaliknya.
Untuk itu lah, deteksi endometriosis dengan pemeriksaan ke dokter sangat dibutuhkan, sebab efek jangka panjang endometriosis bisa lebih serius dari pada rasa nyeri saat menstruasi.
Menurut dr. Ferry, efek jangka panjang tersebut dapat berupa kemungkinan terjadinya infertilitas, atau sulit untuk hamil bagi perempuan.
"Kalau bicara soal endometriosis, selain keluhan yang sudah saya sampaikan, biasanya juga menyebabkan infertilitas. Karena, pada pasien dengan endometriosis, di organ perempuan itu bisa terjadi kelainan struktural, dan bisa terjadi peradangan yang kronik, yang menyebabkan fungsinya berubah dan menyebabkan infertilitas," ujar dr. Ferry lebih lanjut.
Baca Juga: Cara Supaya Haid Lancar Bagi yang Terlambat, Ada 10 Cara Alami yang Bisa Dicoba