GridFame.id- Berikut penjelasan BMKG terkait keluhan masyarakat terkait suhu pada beberapa hari ini.
Mungkin sebagian warga di wilayah Indonesia merasakan suhu akhir-akhir ini terasa sangat panas dari biasanya.
Bahkan bukan hanya satu wilayah saja, namun beberapa kota juga merasakan hal yang sama.
Kota Surabaya salah satunya
Terpisah, sebelumnya bahkan banyak bertebaran postingan warga Surabaya di berbagai platform.
Mereka mengeluhkan mengenai suhu udara di wilayah Surabaya sekitar yang lebih panas dari biasanya.
“SURABAYA MEMBARA,” tulis akun yang membagikan video dengan arasi informasi suhu udara 35-36 derajat celcius.
Baca Juga: Resmi Diperpanjang Hingga 18 Oktober, Berikut Penyesuaian Aturan Baru PPKM
Bahkan warganet Twitter pun juga mengeluhkan hal serupa.
@. Pecelelle: Lu tau ngga di Surabaya pake kipas angin yg keluar anginnya PANAS
@.bellatanpatutup: Kipasku kalau bisa mengeluh pasti udah dari dulu, setiap hari tak pernah istirahat. Surabaya panas pol.
Mundur beberapa waktu lalu juga wilayah Jateng dan DIY juga dikabarkan merasakan hal yang sama.
Masyarakat yang tinggal di daerah Jateng dan DIY merasakan suhu terasa lebih terik dari biasanya.
Lalu sebenarnya apa penyebab suhu udara akhir-akhir ini sangat panas?
Terkait hal tersebut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) mencoba menjelaskan penyebab terjadinya hal tersebut.
Berikut ini penjelasan penyebab suhu panas, yang dijelaskan oleh BMKG.
Penjelasan pihak BMKG
Pelaksana Tigas Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Urip Haryoko mencoba menjelaskan terkait beberapa keluhan masyarakat Indonesia.
Ia menjelaskan, suhu panas yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia merupakan fenomena yang biasa akibat dari adanya gerak semu matahari.
Urip juga menjelaskan bahwa peristiwa itu merupakan siklus tahunan.
Bahkan potensi suhu panas seperti ini, dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
Mengalami peningkatan mencapai 37 derajat Celcius
Bahkan berdasarkan pantauan BMKG suhu di wilayah Indonesia memang mencapai suhu tertinggi siang hari dan mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.
Pihak BMKG memantau bahwa suhu udara maksimum terjadi pada siang hari, dan mengalami peningkatan selama beberapa hari terakhir ini. Suhu udara paling tinggi adalah 36 hingga 37 derajat Celsius.
Suhu 36 derajat Celsius terjadi di Medan, Deli Serdang, Jatiwangi, serta Semarang.
Hal itu berdasarkan catatan meterologis tanggal 14 Oktober 2021.
“Suhu tinggi pada hari itu tercatat di Balai Besar Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I, Medan, yaitu 37 derajat Celsius," kata Urip menngutip Kompas (17/10/2021).
Urip menegaskan, catatan suhu udara panas ini bukan sebuah penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini. Fenomena alam ini masih dalam rentang varibilitasnya di bulan Oktober.
Setidaknya ada 2 penyebab suhu di beberapa wilayah Indonesia terasa panas dibandingkan sebelumnya.
Berikut ini penyebab yang bisa menjadi penyebab suhu udara meningkat
1. Kedudukan semu Matahari terhadap suhu udara
Pada bulan Oktober, kedudukan semu gerak matahari adalah tepat di atas Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.
Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi 2 kali yaitu di bulan September atau Oktober dan Februari atau Maret.
Sehingga puncak suhu maksimum terasa di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi di seputar bulan-bulan tersebut.
2. Suhu udara dan kondisi cuaca cerah
Faktor penyebab suhu tinggi di Indonesia berikutnya adalah kondisi cuaca yang cerah.
"Cuaca cerah juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan," jelasnya.
Dirinya menambahkan, kondisi tersebut berkaitan dengan adanya Siklon Tropis Kompasu di Laut China Selatan bagian utara yang menarik masa udara dan pertumbuhan awan-awan hujan serta menjauhi wilayah Indonesia.
Sehingga wajar jika cuaca di wilayah Jawa cenderung menjadi lebih cerah dan berawan dalam beberapa hari terakhir.
***