Sebagaimana sudah disampaikan Menteri Kesehatan, varian Omricon sudah terdeteksi di wilayah Indonesia.
Ini memang tak terelakkan karena salah satu karakter varian ini adalah penularannya sangat cepat. Sekarang yang harus kita lakukan adalah bersama-sama berupaya sekuat tenaga agar varian Omricon tidak meluas di Tanah Air.
Jangan sampai terjadi penularan lokal. Kita harus berupaya menjaga situasi di Indonesia tetap baik. Kita pertahankan jumlah kasus aktif agar tetap rendah, tingkat penularan kita awasi agar bertahan di bawah satu. Jangan sampai itu melonjak lagi.
Waspada penting, tapi jangan perkembangan ini membuat kita panik.
Sejauh ini varian Omricon belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama pasien-pasien yang sudah mendapatkan vaksin.
Oleh sebab itu, saya meminta semua warga yang belum mendapatkan dua kali vaksin, apalagi yang sama sekali belum divaksin, segeralah mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin.
Meski situasi di dalam negeri sudah mendekati normal, saudara-saudara semuanya jangan kendor menerapkan protokol kesehatan.
Tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan untuk pemerintah daerah saya minta agar testing dan tracing kontak erat digencarkan lagi, ditingkatkan lagi.
Terakhir saya minta seluruh warga maupun pejabat negara untuk menahan diri tidak bepergian ke luar negeri. Paling tidak sampai situasi mereda.
Adapun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (15/12/2021) melaporkan, varian Omicron telah diidentifikasi di 77 negara. Temuan ini membuat WHO memperingatkan ancaman varian virus baru yang sangat cepat menyebar. Dilansir dari NPR, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, ada kemungkinan bahwa varian Omicron sudah menyebar di sebagian besar negara di dunia, meskipun belum terdeteksi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arahan Lengkap Jokowi soal Kasus Corona Omicron Pertama di Indonesia"