GridFame.id- Vaksin dosis keempat kini mulai dibicarakan oleh masyarakat luas di beberapa negara.
Pasalnya ada satu negara yang telah menggunakan vaksin dosis keempat untuk mencegah penyebaran varian Omicron Covid-19.
Negara tersebut yakni Israel yang telah memberikan suntikan vaksin Covid-19 dosis empat kepada warga di atas 60 tahun dan petugas kesehatan di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang didorong varian Omicron.
Mengutip Times of Israel seorang ahli bedah jantung di Israel mengungkap telah mendapat suntikan vaksin Covid-19 dosis keempat pertama dalam sebuah uji coba pada 27 Desember 2021.
Terpisah diberitakan kantor berita AFP beberapa petugas kesehatan di rumah sakit Ichilov di Tel Aviv tampak antre untuk dapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis keempat.
Kemenkes Israe; juga tekag menyetujui pemberian suntikan dosis empat untuk di atas 60-an dan staf medis. Vaksin Covid-19 dosis keempat di Israel akan diberikan kepada warga yang sudah menerima suntikan dosis ketiga setidaknya empat bulan lalu.
Tindakan pemerintah Israel ini menjadikan mereka sebagai salah satu negara yang melakukan pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat.
Pemberiaan vaksin dosis keempat ini diklaim lebih ampuh dalam mencegah gelombang infeksi yang dipicu oleh varian Omicron di negara tersebut.
Lantas apakah pemberian dosis keempat vaksin Covid-19 sangat diperlukan untuk menghindari Omicron:?
Mengutip Healthline (4/12/2021) CEO Pfizer Albert Bourla mengungkap bahwa vaksin dosis keempat mungkin diperlukan setelah laporana wal menunjukkan varian Omicron dapat merusak antibodi yang dihasilkan oleh vaksin Covid-19.
“Ketika kami melihat data hasilnya akan menentukan apakah dosis ketiga dapat melindungi dengan baik dari Omicron dan untuk berapa lama. Dan poin dua saya pikir kita akan membutuhkan dosis keempat,” ujar Bourla.
Baca Juga: Studi Ungkap Masa Inkubasi Varian Omicron Covid-19 Tiga Hari Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Kendati demikian ia berkata bahwa saat ini ahli tengah menunggu data yang lebih banyak terkait kebutuhan vaksin dosis keempat tersebut.
Terlepas dari hal ini, WHO belum memutuskan untuk mendukung program vajsin dosis ketiga secara global dan mengisyaratkan bahwa lebih banykan data diperlukan sebelum membuat keputusan
Sementara itu, spesialis penyakit menular di University of California, San Francisco, Dr Monica Gandhi, mengatakan sejauh ini data yang ada mendukung pemberian booster dalam 4 hingga 6 bulan setelah dosis kedua.
Gandhi pun mencatat jarak pemberian dosis vaksin dapat meningkatkan imunogenisitas atau kemampuan vaksin dalam memicu respons imun.
"Saya tidak akan memberikan (vaksin) kurang dari 12 minggu setelah dosis terakhir (diberikan),” imbuhnya.