"Karena kalau saya cerai, secara politik segala macam hancur lah, ini hancur semua!
Akhirnya kenapa saya putuskan masuk ke pengadilan? Dia hanya kasih saya dua opsi, cerai atau terima dia punya teman khusus.
Saya katakan, ini melanggar pasal yang lebih tinggi di atas. Makanya bagi saya harus cerai dengan segala risiko disalah pahamin orang, tidak jadi saksi Kristus," kata Ahok.
Selain itu, di kesempatan lain, Ahok juga sempat mengaku menyesal karena perkataannya pada sang putra.
Tanpa sadar Ahok membuat putranya bersedih karena langsung mengatakan hal ini di hadapan Nicholas Sean.
Dilansir dari laman Grid.ID via Gridpop.ID, perkataan Ahok kepada putra sulungnya itu tertuang dalam buku Panggil Saya BTP yang belum lama ini diluncurkan, Senin (17/02).
Ahok juga menuliskan bagaimana dinamika hubungannya kepada anak-anaknya setelah jalinan rumah tangganya dengan Veronica berujung pada perceraian.
Dalam buku itu, pada hari Jumat, 28 April 2018, ada percakapan di antara Ahok dan Sean.
Pada saat itu Ahok dan Venonica sedang dalam proses perceraian.
Kala itu, ayah empat anak itu masih menjalani proses masa tahanan di Rutan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.
Sepertinya, Nicholas masih berharap kedua orang tuanya Ahok dan Veronica Tan rujuk kembali layaknya keluarga harmonis sediakala.
"Jika waktu bisa diulang, apakah papa akan menikahi mama (lagi)?" tanya Nicholas seperti yang dituliskan Ahok dalam bukunya.
Ahok dengan lugas menjawab pertanyaan putranya," Tidak akan," kata Ahok, dalam buku itu.
Ternyata, jawaban yang diucapkan mantan Gubernur DKI Jakarta meninggalkan rasa penyesalan. Lantaran melukai hati anak pertamanya dengan Veronica Tan tersebut.
"Nicho komentar dengan wajah sedih, artinya dia tidak akan lahir. Itulah contoh penyesalan yang selalu terlambat, kita telah melukai hati anak-anak,” tulis Ahok di buku itu.
Artikel ini telah tayang di Gridpop.id dengan judul "Nasi Sudah Jadi Bubur, Gegara Ucapannya yang Setajam Silet, Ahok Menyesal Pernah Katakan Kalimat Ini Langsung di Hadapan Sang Putra hingga Buat Nicholas Sean Bersedih"