Dalam penjelasannya, dr. Erlina menjelaskan dari sebagian besar pasien Omicron, ada 6 pasien, yang dirawat di RSUP Persahabatan hanya sekitar 20 persen yang demam.
Kondisi ini berbeda dengan varian Delta yang gejalanya 90 persen mengalami demam.
"Memang Omicron ini menunjukkan data bahwa virus berkembang di saluran napas atas, itu makanya gejala hanya ringan saja," jelasnya, dikutip dari Antara, via Republika (28/1/2021).
Selain itu, menurut dr. Erlina pasien karena Omicron di RSUP Persahabatan yang dirawat tidak ada yang sesak dan tidak butuh oksigen, yang menunjukkan tidak ada kerusakan paru.
Hanya saja, dr. Erlina megingatkan, meski ringan bila mengalami batuk dan sakit tenggorokan serta ada riwayat kontak dengan pasien Covid-19, tidak perlu menunggu demam segera lakukan tes.
Jika positif, baik itu tanpa gejala dan tanpa penyakit penyerta atau komorbid maka cukup melakukan isolasi mandiri di rumah dengan tata cara isolasi yang sama seperti varian sebelumnya.
Varian Omicron berbeda dengan varian Covid-19 sebelumnya, antara lain bergejala ringan bahkan tanpa gejala, namun penularannya lebih cepat yaitu hampir lima kali lipat dan dapat "menyelinap" menghindari antibodi yang terbentuk.
Baca Juga: Gejala Omicron Bisa Terlihat dari Mata Benarkah? Ahli Ungkap Hubungannya
Dilain pihak, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia bertambah lagi per 24 Januari 2022.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini ada 1.600-an kasus positif Covid-19 akibat infeksi varian Omicron di Indonesia.
Dari jumlah tersebut sekitar 20 orang di antaranya memerlukan bantuan oksigen dan dua pasien lainnya meninggal dunia.
Kami melaporkan sudah terkonfirmasi bahwa dari 1.600 yang terkena Omicron, yang memang dirawat dan membutuhkan oksigen hanya sekitar 20 pasien," ujar Budi dalam keterangan pers secara virtual usai rapat evaluasi PPKM, Senin (24/1/2022).