GridFame.id- Pandemi di Indonesia hingga saat ini masih berjalan dan belum menemukan titik terang.
Ditambah dengan kemunculan varian baru Omicron yang menambah kasus aktif per harinya.
Maka dari itu sangat penting bagi kita untuk menjaga diri dari serangan virus terserbut.
Karena selain cepat menyebar Omicron juga diketahui miliki gejala yang unik yang terkadang tidak dirasakan penderita.
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk melakukan pencegahan dan jika Anda khawatir terserang Omicron adalah dengan melakukan pemeriksaan.
Bisa dikatakan bahwa saat ini Polymerase Chain Reaction (PCR) masih menjadi salah satu acuan untuk mendeteksi virus Covid-19 .
Dengan melakukan tes PCR akan terdeteksi keberadaan material genetik dari bakteri, virus, hingga sel.
Namun terkadang hasil pemeriksaan ini berbeda, meski uji swab dilakukan dalam waktu berdekatan.
Kok bisa ya?
Baca Juga: Lima Tempat Ini Berpotensi Jadi Penularan Tertinggi Omicron, Ketahui Alasannya
Dokter sekaligus pakar kesehatan dr. Adam Prabata mencoba menjelaskan mengenai kejadian tersebut.
Mengutip melalui akun resminya, ia mengatakan pada pemeriksaan PCR bisa saja ada kemungkinan kesalahan.
Semisal hasil PCR menunjukkan bahwa pasien negatif padahal sebenarnya sedang terinfeksi Covid-19 begitupun sebaliknya
Kondisi-kondisi tersebut disebabkan karena beberapa faktor yang akhirnya mejadikan hasil tes yang berbeda
“False negative bisa disebabbkan masalah teknis seperti skill, transport, lokasi swab dan prosedur laboratorium. Bisa juga waktu pengambilan swab terlalu dini atau terlalu lambat. Selain itu, mutasi virus (kemungkinan kecil),” jelasnya
Jika false negatif dari 100 orang yang benar-benat terinfeksi terdapat 2-29 orang hasil PCR nya negatif.
Pun dengan false positif dari 100 orang yang benar-benar tidak terinfeksi, maka hanya terdapat kurang lebih 1 orang yang hasil PCRnya poitif.
Baca Juga: Ini Kondisi yang Haruskan Pasien Omicron Dibawa ke Rumah Sakit
“Ini artinya, lanjut Adam penentuan diagnosis Covid-19 sebaiknya lebih diutamakan hasil positif daripada negatif,” lanjutnya menerangkan
Kasus ini juga sempat dibahas pakar mikrobiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Titik Nuryastuti. Ia mengakui hasil tes PCR untuk Covid-19 bisa saja berbeda diakibatkan beeberapa faktor, salah satunya mengenai waktu pengabilan swab PCR.
“Waktu pengambilan swab yang berbeda bisa memberikan hasil pemeriksaan yang berbeda pula,” ujarnya mengutip UGM.ac.id.
Menurutnya pengantaran dan penyimpanan sampel hingga pengerjaan ekstraksi RNA dan PCR juga sangat berpengaruh pada hasil tes.
“Jadi bisa dari pengambilan sampelya, prosedur pengambilan sampel, transportasi sampel ke lab dan lainnya. Namun yang paling mempengaruhi adalah saat pengambilan sampel,” jelasnya
Kendati demikian, ia menghimbau agar masyarakat tidak melakukan tes PCR dua kali. Karenanya hasil PCR dapat diperkuat dengan riwayat kontak degan orang yang positif Covid-19.
“Swab evaluasi tidak wajib dilakukan , bila akan dilakukan sebaiknya ambil setelah hari ke-10,” jelasnya.