Sebelumnya, rekan-rekan Timbul sesama pelawak sebenarnya telah merencanakan acara penggalangan dana untuk biaya rumah sakitnya.
Acara itu sedianya digelar 20 April namun Tuhan berkehendak lain, pria yang lahir di Magelang, 28 Desember 1942 itu keburu meninggal.
Timbul masuk RS Pelni pada 14 Januari lalu pada saat itu, kondisinya sangat lemah dan tidak sadarkan diri.
Setelah dirawat, perlahan kondisi ayah dari enam orang anak ini sudah sadarkan diri tetapi, setelah 70 hari dirawat, Timbul merengek minta pulang karena tidak betah terus-terusan di rumah sakit. ”Bapak tidak betah dan minta pulang, tidak mau di rawat lagi. Maka kita putuskan di rawat di rumah saja," tutur Teguh.
Menurut Teguh, seluruh keluarga sudah ikhlas melepas kepergian ayah yang meninggalkan seorang istri dan enam anak itu.
"Kita memang merasa kehilangan, tetapi ikhlas karena saat Bapak menghembuskan napas terakhir, kami sekeluarga berkumpul semua," tuturnya.
Sakit yang diderita Timbul ternyata cukup parah, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, almarhum sempat dua kali dioperasi dan lima kali masuk ICU.
"Bapak sempat menjalani operasi dua kali. Yang pertama untuk mengeluarkan cairan di otak sehingga mengurangi kesadaran. Yang kedua, operasi karena pengecilan paru-paru," ungkap Teguh.
Teguh mengenang sosok ayahnya sebagai laki-laki yang tegas namun menurutnya itu semata-mata karena ingin anak-anaknya maju dan mandiri.
"Dan memang alhamdulillah semua sudah mandiri, kecuali yang bungsu," katanya. Kemarin rumah duka didatangi banyak pelayat, baik tetangga maupun rekan-rekannya sesama pelawak.
Jenazah akan dimakamkan setelah salat Jumat (27/3) hari ini di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur.