GridFame.id - Kabar duka datang dari dunia musik tanah air, penyanyi senior sudah tiada.
Pedangdut Via Vallen syok mendengar kabar meninggalnya sang penyanyi senior.
Via Vallen terkejut bak tak percaya sang penyanyi ternama sudah meninggal dunia.
Ia pun mengungkapkan sebelum mendengar kabar sang penyanyi legendaris berpulang selama-lamanya, ada firasat tak mengenakan.
Dikatakan Via Vallen wajah sang penyanyi begitu berbeda.
"Ya Allah langsung syok," tulis Via Vallen di sosial media.
Sang penyanyi yang kini sudah tiada itu terlihat pucat ketika membawakan sebuah lagu.
"Ngerasa pucet enggak seperti biasanya.
Entah hanya perasaanku saha. Tapi ternyata ini firasat," tutur Via.
Didi Kempot Meninggal saat Ramadhan
Sebelum mendengar kabar berpulangnya sang penyanyi, Via Vallen baru saja menonton video klip lagu teranyar Didi Kempot yang berjudul "Ojo Mudik".
Saat melihat video klip "Ojo Mudik", Via Vallen menilai raut wajah Didi Kempot sangatlah berbeda. Via Vallen melihat wajah Didi Kempot pucat, dikutip dari KompasTV.
"Inna lillahi wa innailaihi roji’un..... Kebangun tidur gara2 kaget suara hape yg terus2an bunyii. Pas diangkat, ternyata kabar Mas Didi meninggal, yaa Allah langsung shock. Karena tadi malem aku nonton video “Ojo Mudik “ dr Mas Didi dan ngerasa mas didi pucet, nggak seperti biasanya. Entah hanya perasaanku saja. Tapii ternyata ini firasat," tulis Via Vallen, Selasa (5/5/2020).
Dalam unggahannya, Via Vallen juga menyebut bahwa ia kerap bekerjasama dengan Didi Kempot. Salah satunya, ia mengunggah video duet dengan Didi Kempot membawakan lagu "Iki Wek'e Sopo".
'Ojo Mudik' memang jadi karya terakhir Didi Kempot sebelum meninggal.
Didi Kempot meninggal dunia tepat di bulan Ramadhan 2020.
Ia mengembuskan napas terakhirnya di RS Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah.
Didi Kempot meninggal dunia di usia 53 tahun akibat serangan jantung. Jenazahnya dimakamkan di TPU Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dikutip dari Tribunnews.
Tanda Orang Akan Meninggal Menurut Penelitian
Salah satu yang pasti di dunia ini adalah kematian. Ajal pasti akan menjemput tiap mahluk yang bernyawa.
Lalu apa tanda-tanda jika ajal sudah mendekat?
Orang-orang yang telah beberapa kali menghadapi kematian kerabat atau teman mampu menguraikan gejala-gejala. Berikut rangkumannya dibuktikan dengan hasil penelitian ilmiah.
Salah satunya, badan yang terasa lebih dingin, kulit yang terlihat pucat, hingga mimpi dan firasat tentang orang yang akan meninggal.
Sains pun mampu menguraikan gejala-gejala ajal sudah dekat dari hasil pengamatan para ilmuwan, dokter, dan perawat.
Beberapa mungkin mirip dengan "common sense" manusia tetapi ada pula yang baru dan mampu mengubah pandangan kita.
Sara Manning Peskin, neurolog dari University of Pennsylvania, dalam artikelnya di New York Times pada 20 Juni 2017 mengungkap empat gejala kematian yang bisa dilihat dengan jelas. Berikut rangkumannya:
Death Rattle
Salah satunya disebut detak-detak jelang ajal atau death rattle.
Gejala itu sebenarnya merupakan ketidakmampuan untuk menelan. Normalnya, lidah terangkat ke atas untuk menelan ludah dan makanan.
Katup tenggorok tertutup untuk mencegah bahan apapun masuk saluran pernapasan.
Pada orang yang ajalnya telah dekat, lidah gagal mendorong ludah ke belakang.
Kegagalan itu memicu munculnya suara mirip dengan orang sesak napas.
Suara itu - apalagi bila berlangsung lama - memunculkan anggapan bahwa orang mengalami kesulitan sebelum mati.
Nyatanya, suara itu sebenarnya wajar dan orang yang mendekati ajalnya acapkali tidak merasakan sakit.
Untuk mengurangi suara tersebut, dokter biasanya memberikan obat pengurang saliva. Biasanya suara akan mereda setelahnya.
Pergolakan Akhir, Di Rumah Sakit Minta Kembali ke Rumah
Gejala selanjutnya yang dituliskan Peskin adalah pergolakan akhir menjelang kematian.
Bentuknya?
Orang yang hendak mati bisa tiba-tiba berteriak minta ke luar kamar atau ingin pulang secepatnya ke rumah. Biasanya terjadi pada orang yang dirawat di rumah sakit dan merasakan tanda-tanda ajal kian dekat.
Bisa juga dalam bentuk menangis tersedu-sedu.
Kerabat yang melihat hal ini mungkin terheran-heran dan tidak nyaman.
Penyebab fisik dari pergolakan akhir menjelang kematian bisa berupa retensi urine, napas pendek, rasa sakit, ataupun metabolisme yang tidak normal.
Dilansir independent.co.uk, Dr. Sam mengatakan, “Secara teknis, waktu kematian didasarkan pada saat jantung berhenti berdetak.”
Lebih lanjut, saat jantung berhenti berdetak, sirkulasi darah juga akan berhenti dan membuat otak berhenti berfungsi seketika, dikutip dari Tribunnews.