Kemudian, yang ketiga, kadar bermakna sempit.
"Kenapa sempit? Karena terlalu banyak malaikat yang turun ke bumi," imbuh Quraish Shihab.
Lebih lanjut, Quraish Shihab menerangkan bahwa Lailatul Qadar tidak bisa serta merta dijangkau akal manusia.
Hal itu sebagaimana ayat dari Surah Al Qadr.
"'Wa maa adraaka maa lailatul-qadr,' apa yang menjadikan engkau tahu tentang lailatul qadar, kamu tidak bisa tahu.
Semua kata 'wa maa adraaka' itu menggambarkan bahwa akal manusia itu tidak mampu untuk menjangkaunya," ungkap Quraish Shihab.
Indikator Lailatul Qadar Menurut Quraish Shihab
Sementara itu, menilik dari ayat Al Quran dan hadis Rasul, ayah Najwa Shihab itu menjelaskan terkait indikator Lailatul Qadar.
"Orang yang bertemu dengan Lailatul Qadar pasti hatinya damai dengan dirinya dan damai dengan orang lain, kedamaian itu berlanjut.
Kalau ayat itu berkata,'sampai terbitnya fajar, sampai esok hari,' kata ulama, 'tidak, sampai terbit hidupnya yang baru di akhirat'.
Setelah dia meninggal dia hidup lagi, itu fajar hidupnya yang baru. Dan kalau dalam fajar hidupnya yang baru dia damai, maka tempatnya adalah darussalam, negeri yang penuh kedamaian, negeri penuh kedamaian itu surga," jelas Quraish Shihab.
Lebih lanjut, mantan Menteri Agama era Soeharto itu mengatakan bahwa indikator Lailatul Qadar adalah kedamaian.
"Terus meningkat kebaikannya dan terus mewujudkan kedamaian untuk dirinya dan orang lain," tuturnya.
"Mudah-mudahan kita bisa bertemu dengan Lailatul Qadar," timpal Najwa Shihab.
Baca Juga: Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Anak, hingga Istri, Dilengkapi Waktu Pelaksanaannya
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di TribunStyle.com dengan Judul "Apa Tanda-Tanda Turunnya Lailatul Qadar saat Ramadhan? Quraish Shihab Beri Penjelasan"