Emilia ternyata kerap memergoki Denada menangis sendirian di kamar mandi sampai mata bengkak karena meratapi nasib anaknya, Aisha Aurum.
"Saya kalau ke Singapore itu dia di kamar mandi, terus keluar dari kamar mandi kok lama banget. Begitu keluar dari kamar mandi, saya liat matanya udah bengkak, dan itu sering sekali," ungkap Emilia.
"Dia sholat lama banget, begitu selesai matanya bengkak, itu adalah masa-masa yang paling menyedihkan lah buat saya," sambungnya.
Sebagai ibu, hati Emilia ikut teriris melihat apa yang menimpa Denada dan cucunya itu namun dirinya merasa tak bisa berbuat banyak.
Bahkan ia tak sanggup menemani Aisha kemoterapi dan menghadapi kesakitan seorang diri.
"Sekarang bukan hanya anak saya yang menderita, saya pernah liat cucu saya dikemoterapi, itu saya nggak kuat," tutur Emilia.
"Baru dipersiapkan begitu aja langsung saya keluar dari ruangan, saya nggak kuat. Jadi itu adalah masa-masa yang penuh dengan perjuangan," tambah Emilia.
Di momen itu, Emilia juga mengungkap berapa banyak aset Denada yang sudah dijual untuk biaya pengobatan Aisha.
"Rumahnya udah tiga dijual, satu apartment. Terus kemudian seluruh yang dia miliki, perhiasan, mobil, segala macem dia udah jual, dia menjual dengan ikhlas segalanya. Insyaallah satu rumah lagi mau dijual," ungkap Emilia.
"Saya bilang, 'Kamu berat nggak?', Dia bilang, 'Nggak, Ma, aku tidak ada satu pun rasa berat untuk aku'. 'Karena ini kan semua untuk anak aku, Ma'," jelasnya menirukan ucapan Denada.
"Justru mungkin aku dulu diberi rezeki yang masyaallah banyak sama Allah. Punya rumah ini ini, mungkin untuk ini, untuk persiapan anakku membutuhkan biaya yang begitu besar," tambah Emilia.
Meski tetap mendapat bantuan dari ayah dan adiknya, Emilia menyebut Denada benar-benar berjuang mati-matian untuk kesembuhan Aisha. "Bayangkan, kita mengalami pandemi itu kan dua tahun lebih ya. Itu dia sama sekali tidak bekerja, tidak ada income sama sekali. Sedangkan pengobatan, kehidupan, berjalan terus," kenang Emilia
"Sulit sekali, sebetulnya kita pasti saling bekerja sama dengan ayah, dengan adiknya. Tapi kan itu kita sifatnya hanya membantu dia," sambungnya. "Masyaallah, saya pun tidak bisa seperti dia, saya kalau denger anak saya sakit, rasanya saya udah mau semaput. Masyaallah, Allah memberi dia kekuatan, ketabahan, keikhlasan," puji Emilia. "Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan kerendahan hati atas semua doa. Akhirnya Aisha sekarang sudah menjadi lebih baik daripada yang kemarin," pungkasnya.