GridFame.id - Bulan suci ramadan telah berlalu.
Umat Muslim diseluruh dunia berhasil menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan, ada satu ibadah yang apabila dilakukan akan mendapatkan pahala yang berlimpah.
Ibadah yang dimaksud adalah puasa Syawal.
Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dijalankan selama 6 hari setelah bulan Ramadan.
Meskipun termasuk puasa sunnah, jika dilaksanakan, pahalanya sangat luar biasa.
Tak heran jika banyak yang tertarik menjalani ibadah yang satu ini.
Jika Anda ingin menjalankan puasa syawal, ada ketentuan yang harus dipenuhi.
Simak di sini ketentuan dan cara puasa Syawal serta waktu yang tepat untuk melaksanakannya.
Pemerintah menetapkan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah jatuh pada Senin (2/5/2022). Saat hari pertama Idul Fitri, umat Islam dilarang menjalankan ibadah puasa apa pun. Namun selanjutnya setelah memasuki bulan Syawal, Muslim dianjurkan untuk menjalankan puasa sunnah Syawal sebanyak enam hari. Keutamaan puasa Syawal adalah sama seperti puasa satu tahun penuh. Hal ini sebagaimana bunyi hadits berikut: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dan diikuti dengan enam hari bulan Syawal, maka baginya pahala puasa selama satu hari penuh". Cara puasa Syawal Dikutip dari Lembaga Fatwa Mesir, puasa sunnah ini diutamakan secara berturut-turut dan dimulai pada hari kedua Idul Fitri. Kendati demikian, puasa Syawal juga bisa dilakukan secara terpisah, baik di awal, tengah, maupun akhir Syawal. Sementara itu, mantan Mufti Mesir Dr Ali Gomaa Muhammad mengatakan, para ulama fiqih memperbolehkan menggabung utang puasa dengan puasa sunnah.
Baca Juga: Rajin Puasa tapi Tidak Zakat Bagaimana Hukumnya dalam Islam? Intip Penjelasannya Namun, niat mengganti puasa (wajib) harus didahulukan dari pada puasa Syawal (sunnah). Dengan demikian, wanita yang ingin mengganti puasa Ramadhan diperbolehkan menggabungkannya dengan puasa enam hari bulan Syawal. Pahala puasa Syawal Mereka juga akan mendapat pahala kesunnahan puasa Syawal. Hal itu didasari atas pendapat Imam as-Suyuthi dalam al-Asybah wa an-Nadhairi berikut: "Jika seseorang mengganti puasa Ramadhan, puasa nazar, atau puasa kafarat pada bulan Arafah dan menggabungkannya dengan niat puasa Arafah, maka al-Barizi berfatwa bahwa hal itu sah dan dia mendapatkan pahala keduanya." "Hal itu sesuai dengan fatwa al-Walid, mengikuti fatwa al-Barizi, al-Ashfuni, an-Nasyiri, Ali bin Shalih al-Hadhrami, dan lain-lain. Tapi, ia tidak mendapatkan pahala secara sempurna." Pahala secara sempurna yang dimaksudkan dalam pendapat di atas adalah keutaman puasa Ramadhan yang diikuti dengan puasa enam hari Syawal, yaitu setara dengan puasa satu tahun.
Baca Juga: Tolong Beri Tahu Istri di Rumah! WHO Tak Sarankan Konsumsi Deretan Makanan Ini Untuk Buka Puasa
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "Mengenal Puasa Syawal 6 Hari: Pahala dan Ketentuannya"