GridFame.id - Keluarga remuk hatinya, mantan istri Didi Mahardika sudah tiada saat subuh, sebelum berpulang ada firsat bak tanda orang akan meninggal dunia.
Mantan istri Didi Mahardika meninggal dunia dikabarkan terpapar Covid-19.
Sang mantan istri Didi Mahardika meninggal dunia di usia 41 tahun, menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 04.20.
Orang terdekat mantan istri Didi Mahardika yang membagikan kabar duka ini.
"Innalillahi wa innailaihi rojiuun," tutur orang terdekat mendiang mantan istri Didi Mahardika.
Sahabat mendiang mantan istri Didi Mahardika angkat bicara soal kabar terpapar Covid-19.
Olive menuturkan kronologi sang sahabat bisa dinyatakan positif Covid-19.
Ia menjelaskan mantan istri Didi Mahardika memang tengah disibukkan dengan berbagai kegiatan.
Kemudian sejak dua minggu sebelum meninggal ternyata sudah mengeluhkan beberapa gejala.
Mengenang Jane Shalimar Meninggal Covid-19 Ada Riwayat Asma
"Beberapa minggu belakangan itu 'kan memang dengan saya juga sibuk banyak kegiatan di luar," tutur Olive dikutip dari Tribunnews. "Badannya sakit-sakit," jelas Olive.
Sampai akhirnya Jane Shalimar mengalami batuk dan kondisinya langsung menurun.
Tak sampai di situ, Olive mengatakan saat dibawa ke rumah sakit, sahabatnya dalam keadaan tak sadarkan diri. "Terus tiba-tiba batuk kering, terus dia bilang kecapekan kayanya akhirnya nge-drop."
"Sebenarnya tadi malam itu udah nggak sadar," imbuhnya..
Ia menerangkan bahwa sahabatnya memiliki penyakit bawaan yakni asma. "Dia itu positif Covid yah, pemicu utamanya adalah asma," tambahnya.
Olive mengatakan, sang artis sempat kritis karena saturasi oksigen rendah. "sempat kritis karena oksigennya sampai 70, normalnya 'kan 95 yah seperti itu," kata Olive.
Lantas Jane Shalimar dilarikan ke sebuah rumah sakit namun tidak tersedia ruangan dan oksigen. "Lalu dibawa ke rumah sakit Fatmawati, di sana dia tidak dapat ruangan."
"Oksigen juga nggak ada, akhirnya dipindahin ke rumah sakit JMC Mampang," tuturnya.
Setelah berpindah rumah sakit, akhirnya artis 41 tahun ini akhirnya mendapatkan bantuan oksigen. Dan menurut pemeriksaan seharusnya Jane Shalimar masuk ke dalam ruang ICU.
Akan tetapi karena angka Covid-19 meningkat, banyak orang yang menunggu mendapatkan fasilitas tersebut.
Bahkan saat Olive dimintai keterangan, mantan istri Arsya Wijaya ini masih berada di UGD. "Di situ dia dapat oksigen, tetep di UGD tetapi harus masuk ICU sebenarnya." "Tapi karena memang waiting list masih 70 orang, jadi belum bisa masuk ICU," terang Olive.
Seperti diketahui Jane Shalimar sempat dikabarkan telah menikah dengan Didi Mahardika, namun pihak Didi Mahardika menyangkal adanya pernikahan pada 7 November 2012 lalu, dikutip dari Kompas.com.
Pengidap Asma Terinfeksi Covid, Apa yang Harus Dilakukan?
Mendiang Jane Shalimar terinfeksi Covid-19 dengan komorbid asma, sebelum akhirnya meninggal dunia. Ancaman kondisi tersebut memang menjadi momok menakutkan bagi penderita asma. Pasalnya, Covid-19 diketahui menjadi lebih berpengaruh pada pengidap asma.
Meski demikian, tidak berarti orang dengan asma lebih mudah terinfeksi Covid-19. Meski, virus ini dapat memicu dan memperburuk gejala asma. Salah satunya menyebabkan peradangan di dalam jaringan paru-paru. Centers for Disease Control and Prevention (CDCP) Amerika Serikat juga menyebutkan Covid-19 dapat menyebabkan pneumonia pada orang dengan asma sedang hingga berat.
Lembaga kesehatan ini berpendapat, penderita asma yang terinfeksi Covid-19 berisiko lebih tinggi terkena komplikasi, dan memicu penyakit yang lebih serius. Alasannya, virus corona memengaruhi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, termasuk hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Meski demikian, penderita asma disarankan untuk tidak langsung panik jika merasakan gejala. Ada langkah penanganan yang bisa dilakukan yaitu Isolasi dan lakukan tes, Jika merasakan gejala asma semakin memburuk, segera lapor kepada dokter. Tetap konsumsi obat secara teratur, Hindari pemicu asma misalnya saja asap rokok, bulu hewan, debu, alkohol dan berbagai hal lainnya.
Dan ikuti protokol Covid-19, Cuci tangan, gunakan masker, kurang kontak fisik dengan orang lain dan hindari menyentuh permukaan yang berisiko terpapar virus. Terapkan berbagai perilaku yang bisa meningkatkan imunitas agar proses penyembuhan berjalan optimal. Misalnya saja dengan tidur setidaknya tujuh jam setiap malam, mengurangi stres, konsumsi makanan sehat dan berolahaga ringan, dikutip dari Kompas.com.
Curahatan Terakhir Bak Firasat Tanda Orang Akan Meninggal Dunia
Postingan terakhir Jane Shalimar sebelum meninggal dunia banjir ucapan duka.
Unggahan Jane Shalimar lain yang tak kalah menjadi sorotan bicara tentang sesuatu yang tak mungkin kembali.Pada Kamis (10/6/2021) lalu, Jane Shaliar mengunggah kue dengan ucapan selamat ulang tahun di atasnya.
Kolom komentar yang awalnya berisi dukungan dan doa untuk kesembuhan Jane Shalimar, berubah menjadi ucapan duka dari netizen yang merasa kehilangan setelah mendengar kabar Jane meninggal dunia.
"Selamat jalan Jane Shalimar. Allahumma firlaha warhamhaa wa aafihi wa'fuanha," tulis akun @rahmamahfudz.
"Innalillahi wainnaillaihi rojiun.... smoga husnul khotimah Aamiin..," tulis @aqilasamara91.
"Inalillahiwainailahirajiun, selamat jalan kak semoga diterima iman islamnya…," tulis @vanisyaput.
Sebelum meninggal dunia, Jane Shalimar menulis beberapa curhatan di Instagramnya.
Di antaranya saat istri Arsya Wijaya itu mengunggah foto selfienya. Foto itu diunggah Jane Shalimar empat minggu lalu. Dalam foto selfienya, terlihat Jane Shalimar kenakan hijab hitam.
Terlihat ia memakai masker dan hanya menampakkan matanya yang memakai softlens. Jane Shalimar menulis kalimat singkat, tapi bermakna dalam.
"Semua yg sudah terjadi, tak mungkin terulang kembali...," tulisnya, dikutip TribunJatim.com.
Mengapa Sebagian Orang Bisa Merasakan Firasat Kematian?
"Setiap yang bernyawa pasti akan mati."
Demikian kutipan dari QS. Al-Imran: 185. Kalam itu menegaskan bahwa kematian merupakan hal yang pasti dihadapi oleh semua makhluk hidup yang ada di dunia.
Jikalau telah digariskan takdirnya, siapa pun, kapan pun, dan di mana pun, maut akan tetap mendatangi. Selama musibah itu belum terjadi, maka setiap ajal masih akan menjadi rahasia ilahi.
Namun, terkadang, muncul firasat dari keluarga, sahabat, serta orang terdekat terkait kematian seseorang. Fenomena tersebut acap kali dihubungkan sebagai pertanda akan terjadinya musibah pada masa yang akan datang.
Sejumlah orang menyebut pengalaman misal mimpi terkadang dianggap sebagai firasat dan hal tersebut dianggap dengan sinkronisitas. Beberapa pihak yang lain menyebutnya resonansi energi atau keterkaitan.
Ada pula mengenalinya dengan pengalaman kematian empatik.
Banyaknya terminologi yang dikenal di masyarakat mengenai firasat kematian disebabkan karena tidak ada ilmu pasti yang paling sesuai untuk menyebutnya.
Ilmuwan pun belum bisa membuktikan secara ilmiah atas maraknya fenomena yang dianggap melibatkan kemampuan menerawang akan terjadinya kematian pada masa depan semacam itu.
Satu-satunya hal pasti tentang mengapa banyak orang memiliki firasat, termasuk tentang kematian, ialah karena manusia dikaruniai dengan otak.
Terkesan cukup sepele, bukan?
Firasat, atau yang juga kerap kali disebut intuisi, tercipta dari kemampuan analisis otak terhadap kondisi lingkungan sekitar. Ia merupakan generalisasi yang diproses berdasarkan pada pengalaman masa lalu, bukan ramalan tentang masa depan yang sempurna.
Meskipun melibatkan proses pengamatan dan analisis, firasat bekerja di dalam alam bawah sadar.
Sumber firasat didapat dari pemahaman terkait realitas dalam bentuk potongan-potongan kecil informasi yang biasanya berupa simbol. Lewat alam bawah sadar, simbol-simbol itu yang akan disatukan, lantas diolah menjadi sebuah gambaran yang utuh.
Sama halnya kemampuan otak dalam hal menganalisis, firasat juga membutuhkan data agar dapat menjadi lebih akurat. Ada pun datanya sendiri dapat diperoleh baik secara tidak sadar maupun sadar, dikutip dari Kompasiana.