Find Us On Social Media :

Benarkah Mitos Ibu Hamil Harus Sembunyi saat Gerhana Bulan? Langsun Ajak Sekeluarga Istighfar, Buya Yahya Jelaskan Arti Mitos Menurut Islam

Mitos ibu hamil harus bersembunyi saat gerhana bulan

GridFame.id - Apa sebenarnya arti mitos ibu hamil harus sembunyi saat gerhana bulan?

Apa benar bahwa ibu hamil harus sembunyi saat gerhana bulan muncul?

Banyak yang penasaran tentang mitos ibu hamil harus sembunyi saat gerhana bulan.

Mitosnya, bayi yang dikandung akan diculik dan diambil oleh makhluk tak kasat mata jika tak bersembunyi.

Banyak juga mitos lain yang beredar soal gerhana bulan.

Gerhana bulan merupakan salah satu fenomena alam yang jarang terjadi.

Namun kemunculannya kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis.

Namun kini tak perlu ketakutan lagi, Buya Yahya memberikan penjelasan soal arti mitos gerhana bulan.

Ternyata ini arti mitos menurut Islam.

Baca Juga: Ini Arti Sebenarnya dari Mitos Kejatuhan Cicak Bisa Bawa Sial dan Malapetaka, Tolong Ingatkan Keluarga Hati-Hati Mulai Sekarang

Mengutip ceramah Buya Yahya yang diunggah akun YouTube Al-Bahjah TV, berjudul Mitos Gerhana Pada Ibu Hamil - Buya Yahya Menjawab, terdapat penjelasan soal tuntunan Islam saat gerhana.

Buya Yahya dalam ceramahnya menjelaskan mitos tersebut tidaklah benar, serupa yang terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW. Saat sayyidina Ibrahim putra Nabi Muhammad wafat, terjadilah gerhana. Orang-orang mengira terjadinya gerhana karena putra nabi wafat.

Nabi saat itu jug menjelaskan bahwa terjadinya gerhana bukan karena putranya Ibrahim wafat, melainkan karena tanda-tanda kebesaran Allah.

"Sholatlah. Kalau anda menemukan gerhana, maka sholat gerhana. Sholat gerhana itu bisa sholat gerhana dengan 4 rukuk yang panjang dengan ayat yang panjang di masjid," ceramah Buya Yahya.

Kalau pun tidak bisa melaksanakan sholat jamaah, sholat gerhana bisa dilakukan sendiri

"Kalau pun tidak, anda seperti sholat biasa saja, seperti sholat subuh, sholat dua rakaat. Kalau anda tidak bisa jamaah, dua rakaat saja niatkan sholat khusuf, selesai. Memang utamanya 2 kali rukuk kan, kalau anda ribet cukup dua rakaat," jelas Buya Yahya melanjutkan.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044).

Baca Juga: Ternyata Capung Masuk Rumah Bisa Jadi Pertanda Sial, Bisa Jadi Pertanda Kiriman Orang Jahat!

Tata cara sholat gerhana bulan berjamaah

- Shalat sunnah gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.

- Sholat Gerhana Bulan dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah, namun juga dapat dilaksanakan sendiri.

- Menyeru dengan panggilan "Asshalaatu Jaami'ah". Maksudnya adalah panggilan untuk melakukan salat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyerukan "Ashshalaatu Jaami'ah" (H.R. Abu Daud dan al-Nasa'i). Tidak ada azan dan iqamah dalam pelaksanaan salat gerhana. Karena azan dan iqamah hanya berlaku pada salat fardhu yang lima.

- Disunnahkan mengeraskan bacaan surat, baik salatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW dalam salat gerhana (H.R. Muttafaq alaih).

1. Berniat di dalam hati;

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى   

"Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT."

2. Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana salat biasa;

3. Membaca do'a iftitah, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang lain sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih);

Baca Juga: Waspada! Pertanda Mata Kiri Kedutan Tak Selamanya Baik, Bisa Berarti Akan Kehilangan!

4. Kemudian ruku’;

5. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal);

6. Setelah i'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat lain. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;

7. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku' sebelumnya;

8. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal);

9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku', lalu duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kembali;

10.Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana rakaat pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;

11. Salam

Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, dan bersedekah.

12. Khutbah

Imam atau orang yang diberi wewenang menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan tausiyah agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, tobat, sedekah, memerdedakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya.

Baca Juga: Waspada Kalau Ada Kelabang Masuk Rumah, Pertanda Jelmaan Orang Meninggal Atau Bisa Jadi Santet!

Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Surya.co.id dengan Judul "Banyak Mitos Ibu Hamil Saat Gerhana Bulan, Berikut Penjelasan dalam Islam"