Sajiansedap.com - Kabar duka datang dari dunia komedi Indonesia setelah Rini S Bon Bon dikabarkan meninggal dunia.
Rini S Bon Bon meninggal pada hari Minggu, 10 Juli 2022.
Sebelumnya, pihak keluarga Rini S Bon Bon mengabari bahwa Rini telah berpulang melalui pesan WhatsApp.
"Assalamualaikum wr.wb. Innalillahi wainnailaihi rojiun Allahuma firlahu wa hamhu wa afihi wa fuanhu Almarhumah. IRNi YUSNITA ( Rini S Bon Bon ) Binti SUHANDI semoga Allah ampuni segala dosa-dosanya diterima Amal sholehnya, Kebaikannya selama d idunia buat keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dikuatkan iman islamnya Aamiin Aamin Yaa Robbal Alaamiin. Alfaatihah..” tulis Qubil AJ kerabat sesama artis Rini S Bon Bon.
Namanya memang tidak setenar dulu, tapi namanya selalu melekat pada penggemar setianya.
Pelawak senior ini memulai kariernya sejak anak-anak.
Di tengah-tengah puncak karier, Ia terpaksa berhenti sejenak dari dunia hiburan.
Bahkan namanya bak hilang di telan bumi loh.
Ada apakah dengan Rini S Bon Bon?
Bukan karena ingin mundur dari dunia hiburan, tetapi Rini harus melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya.
Ia menderita penyakit diabetes mellitus tipe dua.
Bon Bon (sapaan Rini S Bon Bon) memang bertubuh gemuk.
Kadar kolesterol dan gula dalam darahnya cukup tinggi.
Dikutip dari Kompas.com, sang adik bungsu, Nurahmi (36) menceritakan kondisi kesehatan sang kakak.
"Mak Cik (panggilan kakak dalam bahasa Pontianak) sudah menderita diabetes mellitus (DM) sejak 1996, penyakit yang diturunkan ayah kami, Suhandi Hasan (65). Dari tujuh bersaudara, aku dan keempat saudara kandung yang lain—termasuk Mak Cik—juga mengalaminya.", tutur Nurahmi.
Tak pelak, kenyataan itu mengakibatkan gangguan serius pada kesehatannya.
Ia bolak-balik ke rumah sakit, karena diabetes yang dideritanya.
Waktu itu tahun 2008, Bon Bon membeli sepatu baru untuk keperluan syuting, tapi sayang sepatunya terlalu sempit, sehingga mengakibatkan lecet pada ibu jari kaki kanan.
Lama-kelamaan lecet tersebut membentuk luka melenting.
Karena penasaran Ia pun memecahkan gelembung luka dengan peniti.
Namun, bukan mengering dan sembuh luka malah semakin parah.
Luka juga mengeluarkan nanah dan bau tidak sedap.
"Sebagai penderita diabetes, sudah seharusnya memang Mak Cik lebih waspada menangani luka di tubuhnya. Mungkin karena dia pikir lukanya akan langsung sembuh seperti luka-luka sebelumnya, ia pun santai saja dan merasa cukup membalutnya dengan kain kasa.", cerita sang adik.
Seperti yang sudah diketahui, luka pada DM tipe 2 memang sulit untuk disembuhkan.
Akibat luka tersebut, tekanan gula darah pada tubuh Bon Bon pun terus naik hingga 600 (batas normal 140).
Suntikan insulin sebelum makan, obat dari dokter, dan pengobatan alternatif tidak ada yang manjur.
Beberapa bulan kemudian, kakinya menghitam dan ada beberapa luka baru yang membentuk lubang di kaki atasnya.
Ia tidak mampu berjalan lagi.
Tiap kali akan menapakkan kaki, darah mengucur deras dari kakinya.
Akhirnya dokter menyarankan amputasi.
Namun, Bon Bon tak menyerah dan tidak langsung mengiyakan daran dokter.
Ia berdoa kepada Tuhan dan terus melakukan usaha penyembuhan.
Demi kesembuhan, Ia melakukan berbagai cara, dari pengobatan oleh dokter, mengatur pola makan sampai mengonsumsi herbal.
Ia mengubah pola makannya habis-habisan, walaupun sesekali suka nakal makan duren.
Setiap hari, Ia mengonsumsi sayuran dan buah-buahan, juga mengganti asupan gula biasa dengan gula aren.
Sampai akhirnya Ia sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa.
Nyaris putus asa, Bon Bon berhasil melawan penyakit ganas tersebut.
Sayangnya kini sosoknya harus meninggalkan dunia ini untuk selamanya.
Kita doakan saja semoga beliau meninggal dengan husnul khatimah ya.