Mengapa organ otak dimasukkan ke dalam perut, bisa jadi karena alasan kedua.
Yaitu bahwa organ otak bersifat lebih mudah membusuk dan mudah mencair.
Jika dipaksa dimasukkan kembali ke dalam kepala, maka otak yang busuk bisa merembes dan keluar dari rongga kepala melalui bekas potongan tulang tengkorak.
"Jika begitu, hal tersebut menimbulkan kurang etis di hadapan keluarga," lanjut dia.
Seperti diketahui, jenazah Brigadir J sudah pernah diotopsi sebelumnya.
Dalam proses otopsi pertama, organ otak bisa dikembalikan ke tengkorak, atau dimasukkan ke dalam perut jika tulang tengkorak sudah rusak atau patah.
Menurut Novianto, proses pembusukan otak pada jenazah berjalan lebih cepat dibanding organ dalam tubuh lainnya seperti ginjal dan jantung.
Ketika sudah masuk ke dalam proses pembusukan, otak akan mencair dan menjadi seperti bubur.
Sehingga akan mudah merembes keluar dari lubang tulang tengkorak.
"Hal ini yang dihindari ketika organ otak dikembalikan ke rongga tengkorak, karena rongga tengkorak udah bekas dipotong dan cairan otak pembusukan tersebut bisa keluar dari bekas potongan itu," ujar Novianto.