Mengutip Kementerian Kesehatan, penyakit kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia dan menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.
Kebiasaan Memicu Risiko Kanker Payudara
Sejumlah kebiasaan yang dapat meningkatkan faktor risiko kanker payudara yang sepatutnya dihindari, yaitu:
Berat badan yang tidak dikontrol
Mengutip American Cancer Society, kebiasaan yang membuat berat badan tidak terkontrol atau obesitas meningkatkan risiko kanker payudara, khususnya setelah menopause.
Sebelum menopause, estrogen sebagian besar dihasilkan oleh ovarium dan sebagian kecilnya dari jaringan lemak. Sementara setelah menopause, estrgogen sebagian besar dihasilkan oleh jaringan lemak karena ovarium sudah berhenti memproduksinya.
Memiliki lebih banyak jaringan lemak setelah menopause dapat meningkatkan kadar estrogen, dan juga meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara. Salah satu fungsi estrogen dalam tubuh wanita adalah untuk membantu pertumbuhan payudara.
Wanita yang kelebihan berat badan juga cenderung memiliki kadar insulin darah yang lebih tinggi. Tingkat insulin yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara.
Namun, hubungan antara berat badan dan risiko kanker payudara sangat kompleks. Sebagai contoh: Risiko kanker payudara setelah menopause lebih tinggi pada wanita yang mengalami kenaikan berat badan saat dewasa.
Bagi wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas sebelum menopause, risikonya sebenarnya lebih rendah. Alasan untuk ini tidak begitu jelas. Berat badan mungkin juga memiliki efek yang berbeda pada berbagai jenis kanker payudara.
Sebagai contohnya sebagai berikut: Kelebihan berat badan setelah menopause lebih terkait erat dengan peningkatan risiko kanker payudara reseptor hormon positif.