Find Us On Social Media :

Sempat Menghilang Sang Pedangdut Kini Bawa Kabar Pilu, Nita Thalia Alami Kerusakan Saraf Otak Stadium 4! Jangan Sepelekan Gejala Penyakitnya

Lama menghilang pedangdut ternama bawa kabar menderita kerusakan saraf otak stadium 4

Acquired Brain Injury (ABI): kerusakan otak yang terjadi pada tingkat sel. Hal ini paling sering dikaitkan dengan tekanan pada otak. Ini bisa berasal dari tumor atau akibat penyakit saraf, seperti pada kasus stroke. Semua cedera otak traumatis adalah cedera kepala.

Namun, cedera kepala belum tentu cedera otak. Kemudian mengutip Medicine Net, tanda-tanda kerusakan otak itu dibedakan dalam beberapa kategori, yaitu: Kognitif, Perseptual, Fisik, Perilaku/emosional

Tanda-tanda Berikut rinciannya menurut masing-masing kategori:

Kognitif

Mengutip Medicine Net, tanda-tanda kognitif dari kerusakan otak meliputi: Kesulitan memproses informasi Kesulitan dalam mengungkapkan pikiran, Kesulitan memahami orang lain, Rentang perhatian yang diperpendek, Ketidakmampuan untuk memahami konsep abstrak, Gangguan kemampuan dalam mengambil keputusan, Hilang ingatan.

Persepsi

Mengutip Medicine Net, tanda-tanda persepsi yang mencerminkan kerusakan otak meliputi: Perubahan dalam penglihatan, pendengaran, atau indera peraba, Disorientasi spasial, Ketidakmampuan untuk merasakan waktu, Gangguan penciuman dan pengecapan, Masalah keseimbangan, Kepekaan yang meningkat terhadap rasa sakit.

Fisik

Baca Juga: Kini Kena Batunya! Nita Thalia Banjir Nyinyiran Netizen Pasca Sebut Diajak Nikah Raffi Ahmad, 'Gak Bisa Diajak Becanda!'

Mengutip Medicine Net, tanda-tanda fisik yang mencerminkan kerusakan otak meliputi: Sakit kepala terus-menerus (persisten), Kelelahan mental yang ekstrem, Kelelahan fisik yang ekstrem, Kelumpuhan, Kelemahan, Tremor, Kejang, Kepekaan terhadap cahaya, Gangguan tidur, Bicara cadel, Penurunan kesadaran, Perilaku/emosional.

Mengutip Medicine Net, tanda-tanda perilaku/emosional yang mencerminkan kerusakan otak meliputi: Mudah marah dan tidak sabaran, Berkurangnya toleransi terhadap stres, Kelesuan Emosi atau reaksi yang datar atau meningkat, Penolakan disabilitas, Peningkatan agresivitas

Penyebab

Mengutip WebMD, kerusakan otak dapat terjadi sebagai akibat dari berbagai cedera, penyakit, atau kondisi. Misalnya ketika otak kekurangan oksigen untuk waktu yang lama, saat itu kerusakan otak dapat terjadi.

Karena perilaku berisiko tinggi, laki-laki antara usia 15-24 tahun adalah yang paling rentan mengalami kerusakan otak. Anak-anak kecil dan orang tua juga memiliki risiko yang lebih tinggi.

Penyebab cedera otak traumatis meliputi: Kecelakaan mobil, Pukulan ke kepala, Cedera saat olahraga, Jatuh atau kecelakaan, Kekerasan fisik.

Penyebab cedera otak didapat meliputi: Keracunan atau paparan zat beracun, Infeksi Tercekik, tersedak atau tenggelam, Stroke, Serangan jantung, Tumor, Aneurisma, Penyakit saraf, Penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Baca Juga: Bak Tersambar Petir Remuk Hati Nagita Slavina, Raffi Ahmad Dilarikan ke Rumah Sakit Jalani Operasi! Menderita Syaraf Kejepit Berisiko Kerusakan Saraf Permanen, Penting Kenali Gejalanya