GridFame.id - Kebocoran data memang jadi salah satu permasalahan yang cukup pelik.
Hingga saat ini, kasus kebocoran data terus terjadi dan dilaporkan.
Yang paling merepotkan adalah jika sudah berhubungan dengan fintech peminjaman dana.
Jika masih sekadar mendapat SMS atau WhatsApp penawaran pinjol, rasanya masih biasa.
Bagaimana jika nama kita dijadikan kontak darurat orang lain yang meminjam pinjol?
Atau tiba-tiba saja kita ditransfer sejumlah uang yang entah darimana, namun mendadak kita harus membayar sejumlah tagihan?
Untuk itu, data diri kita memang perlu untuk disimpan baik-baik.
Tapi yang namanya zaman semakin maju, ada saja celah bagi oknum-oknum jahat untuk membobol data kita.
Dokumen kependudukan yang berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga memuat data pribadi yang cukup lengkap.
Seperti nama, alamat, Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nama ibu kandung.
Data itu sudah cukup untuk mengajukan kredit, termasuk pinjol yang sekarang sedang marak.
Baca Juga: Pusing di Teror DC Pinjol Ilegal Padahal Tak Pinjam, Begini yang Harus Dilakukan Debitur
Ya, bahkan nama ibu kandung pun saat ini sudah bisa membuat data kita dalam bahaya.
Soalnya, data diri bank juga menyimpan nama ibu kandung kita.
Kendati demikian, penggunaan nama ibu kandung atau nama gadis sebenarnya sudah tak relevan lagi dengan kondisi saat ini.
Di era yang serba digital, orang luar bisa dengan mengakses informasi data diri dari internet maupun media sosial, termasuk nama ibu kandung seseorang.
Saat ini ada banyak mekanisme yang dibuat untuk melindungi informasi, rekening bank, dan data pribadi seperti proses otentikasi dua langkah, kata sandi, dan pertanyaan keamanan.
Sudah menjadi pengetahuan umum di mana kata sandi dan pertanyaan keamanan jauh dari sistem keamanan yang sempurna karena dapat dicuri dari database atau dimata-matai dengan mudah.
Namun, selalu ada kemungkinan lupa dengan kata sandi yang sudah dibuat dan proses pemulihan kata sandi lebih buruk dari membuat kata sandi itu sendiri.
Sebab, kata sandi agar aman harus dikombinasikan dengan huruf, angka, bahkan simbol sehingga ada ribuan kemungkinan untuk memulihkannya.
Oleh karenanya, dilansir dari fusion.tv, perusahaan yang memperhatikan keamanan dengan serius akan meminta pengguna untuk mengautentikasi identitas dengan faktor kedua, seperti kode yang dikirim ke perangkat telepon pengguna.
Sehingga meski memakai nama ibu kandung dan kata sandi, rekening bank pengguna akan tetap aman.
Pada dasarnya, pertanyaan keamanan belum sempurna hingga saat ini dan dalam banyak kasus lebih baik menggunakan kata sandi yang rumit dan kuat, otentikasi dua langkah, sidik jari, dan pengelola kata sandi seperti Dashlane untuk menyimpan semua kata sandi di satu tempat.