GridFame.id - Ini beberapa ciri link pishing yang harus diketahui agar saldo tak melayang.
Dalam era digital yang semakin maju, kita sering kali terhubung dengan internet dalam berbagai aktivitas sehari-hari.
Namun, kita juga harus berhati-hati terhadap ancaman keamanan online, seperti serangan phishing.
Phishing adalah upaya penipuan di mana penyerang mencoba memperoleh informasi pribadi atau login dengan menyamar sebagai entitas tepercaya.
Salah satu bentuk umum serangan phishing adalah melalui link yang mencurigakan atau link palsu.
Link-link ini bakal disebarkan ke aplikasi media sosial.
Kalau sampai diklik, saldo di mbanking korban bisa ludes seketika.
Untuk itu, Anda harus bisa membedakan link asli dengan link phising.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa ciri link phishing dan cara menghindarinya.
Apa saja cirinya?
Simak sanpai tuntas!
Ciri Link Phising yang Bisa Bikin Saldo Mbanking Ludes
1. URL yang mencurigakan
Salah satu ciri utama link phishing adalah URL yang mencurigakan.
Penyerang sering kali menggunakan domain atau alamat situs web palsu yang menyerupai situs resmi yang terkenal.
Contohnya, alih-alih "www.example.com", penyerang mungkin menggunakan "www.examp1e.com" dengan mengganti huruf "l" dengan angka "1".
Jadi, penting untuk memeriksa dengan cermat URL sebelum mengklik link tersebut.
2. Penyalahgunaan brand atau perusahaan terkenal
Penyerang seringkali menggunakan nama merek atau perusahaan terkenal.
Hal ini untuk memberikan kesan keaslian dan kepercayaan.
Mereka mungkin menggunakan logo, desain, atau konten yang mirip dengan situs resmi yang ditiru.
Misalnya, penyerang bisa menyamar sebagai perusahaan perbankan terkemuka dan mengirim email palsu dengan tautan yang mengarah ke situs web palsu.
Oleh karena itu, pastikan untuk selalu memeriksa keaslian pesan dan tautan yang Anda terima.
3. Permintaan informasi pribadi sensitif
Link phishing sering digunakan untuk memperoleh informasi pribadi atau login pengguna.
Penyerang akan meminta Anda untuk memasukkan data sensitif seperti nama pengguna, kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi keuangan lainnya.
Perusahaan yang sah tidak akan meminta Anda untuk memberikan informasi ini melalui email atau tautan yang tidak aman.
Jadi, hati-hati terhadap permintaan semacam ini dan pastikan untuk selalu memverifikasi sumbernya sebelum memberikan informasi pribadi.
4. Pesan yang mendesak atau menakut-nakuti
Penyerang sering menggunakan taktik psikologis untuk memancing korban mereka.
Mereka mungkin mengirim pesan yang mendesak, mengancam, atau menakut-nakuti Anda agar mengklik tautan segera tanpa berpikir panjang.
Misalnya, pesan phishing mungkin mengklaim bahwa akun Anda akan dinonaktifkan kecuali Anda mengklik tautan dan memasukkan informasi login Anda.
Jika Anda merasa terdesak atau tertekan, jangan langsung merespons pesan tersebut.
Periksa dengan hati-hati keaslian pesan dan verifikasi melalui saluran komunikasi resmi sebelum mengambil tindakan apa pun.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Selain Phising dan Scam, Ini 5 Modus Penipuan yang Bisa Sedot Saldo E-Wallet