GridFame.id - Ini beberapa alasan HP Android lebih mudah dihack atau kena serangan phising.
Belakangan, kasus HP dihack atau kena phising banyak sekali terjadi.
Kejahatan digital yang satu ini berhasil menggasak saldo korbannya dalam hitungan menit sanja.
Tak bisa dipungkiri, saat ini, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita.
Termasuk perangkat seluler seperti HP Android.
Android menawarkan berbagai keunggulan dan kemudahan dalam penggunaan.
Namun, tidak dapat diabaikan bahwa sistem operasi ini juga memiliki kerentanannya sendiri.
Terlihat dari kasus-kasus kejahatan digital yang ada paling banyak pada HP Android.
Artikel ini akan membahas alasan mengapa HP Android lebih mudah dihack atau kena serangan phishing.
Apa saja?
Simak sampai tuntas!
Baca Juga: Pengguna Android Wajib Simak! Berikut Tips Pengaturan di HP Agar Terhindar Dari Link Phising
Alasan HP Android Lebih Mudah Dihack atau Kena Serangan Phising
1. Sifat Sumber Terbuka
Salah satu kelemahan utama Android adalah sifatnya yang sumber terbuka (open-source).
Ini berarti bahwa kode sumber Android dapat diakses oleh siapa saja, termasuk para peretas yang mencari celah untuk melakukan serangan.
Dengan memiliki akses ke kode sumber, peretas dapat dengan mudah menganalisis sistem dan mencari celah keamanan yang belum terdeteksi.
2. Fragmentasi Sistem Operasi
Android digunakan oleh berbagai produsen ponsel, dan setiap produsen dapat memodifikasi sistem operasi sesuai dengan kebutuhan mereka.
Hal ini menyebabkan terjadinya fragmentasi sistem operasi, yang berarti ada beragam versi Android yang digunakan oleh pengguna.
Beberapa produsen mungkin tidak menyediakan pembaruan keamanan secara berkala, meninggalkan pengguna dengan perangkat yang rentan terhadap serangan karena kekurangan pembaruan keamanan.
3. Izin Aplikasi yang Ambigu
Salah satu fitur unggulan Android adalah fleksibilitasnya dalam mengizinkan pengguna untuk menginstal aplikasi dari berbagai sumber, termasuk luar Google Play Store.
Namun, ini juga menyebabkan munculnya aplikasi yang tidak diverifikasi yang dapat meminta izin akses berlebihan.
Pengguna seringkali mengabaikan izin yang diminta oleh aplikasi, memberikan akses tak terbatas pada data pribadi mereka, dan menyebabkan peluang bagi peretas untuk mencuri informasi sensitif.
4. Rendahnya Kesadaran Keamanan Pengguna
Banyak pengguna HP Android tidak memperhatikan keamanan perangkat mereka.
Kebanyakan orang mengabaikan pembaruan keamanan, menggunakan kredensial yang lemah, atau bahkan mengaktifkan opsi untuk mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak dikenal.
Hal ini meningkatkan risiko mereka menjadi target serangan phishing atau serangan peretas lainnya.
5. Kurangnya Integrasi Pembaruan Keamanan
Meskipun Google secara berkala merilis pembaruan keamanan untuk Android, produsen perangkat kadang-kadang tidak mengintegrasikan pembaruan ini dengan cepat.
Beberapa pembaruan keamanan mungkin membutuhkan waktu untuk disesuaikan dengan antarmuka pengguna yang telah dimodifikasi oleh produsen.
Sehingga, banyak pengguna harus menunggu lama sebelum mendapatkan pembaruan yang kritis.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Ternyata Tak Hanya Chat! Phising Juga Bisa Dilakukan Melalui Suara, Berikut Ciri-cirinya