Find Us On Social Media :

Lagi Marak, Cacar Monyet Ditanggung BPJS dan Ini Bedanya dengan Cacar Air Supaya Tak Panik

GridFame.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.

Sejumlah negara juga sudah menetapkan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan.

Awal cacar monyet terdeteksi di negara non-endemik adalah  pada Mei 2022 lalu.

Seorang pria Inggris terkonfirmasi positif cacar monyet setelah melakukan perjalanan ke Nigeria.

Kemudian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun mengumumkan temuan pasien pertama cacar monyet di Indonesia pada 20 Agustus 2022 lalu.

Pasien itu memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri dan gejala pasien tersebut terbilang ringan.

Hal ini pun langsung menjadi perhatian banyak orang, terutama masyarakat Indonesia.

Alhasil, banyak yang bertanya apakah cacar monyet ini ditanggung oleh BPJS atau tidak.

Kabar baiknya, Kemenkes mengungkapkan pengobatan cacar monyet atau monkeypox bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

"Kita kan punya BPJS, jadi kalau nanti tidak kita cover semua seperti covid dulu, kita bisa masuk ke dalam mekanisme BPJS. Kan BPJS itu bisa menanggung berbagai penyakit ya, termasuk sampai saat ini kan covid sudah masuk ke BPJS," ungkap Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers, Rabu (27/7).

Sementara, Plt Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes Endang Budi Hastuti mengatakan pemerintah akan menanggung biaya pengobatan bagi pasien cacar monyet jika penyakit itu masuk daftar Penyakit Infeksi Emerging (PIE).

Baca Juga: Peserta BPJS Ketenagakerjaan Butuh Dana Darurat atau Beli Rumah? Ini Cara Pengajuannya di Aplikasi JMO Limit Sampai Rp 25 Juta

"Untuk monkeypox ini bisa ditanggung oleh pemerintah, kita kan punya permenkes yang mengatur penyakit infeksi emerging itu memang ditanggung pemerintah, jika memang penyakit itu masuk dalam daftar penyakit infeksi emerging. Jadi nanti akan ditanggung oleh pemerintah pengobatannya," papar Endang.

Namun, Kemenkes masih menyiapkan skema pembayaran pengobatan cacar monyet.

Praktisi kesehatan spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika dokter Ni Luh Putu Pitawati menjelaskan perbedaan gejala penyakit cacar monyet, cacar air, dan campak.

Ia menjelaskan bahwa cacar monyet antara lain ditandai dengan gejala berupa demam dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celsius serta ruam setelah satu sampai tiga hari.

"Pada cacar air, demam hingga 39 derajat Celsius dengan ruam setelah nol sampai dua hari. Sedangkan campak, demam tinggi hingga 40,5 derajat Celsius dengan ruam setelah dua sampai empat hari," katanya.

Menurut dia, jenis ruam gejala cacar monyet, cacar air, dan campak berbeda.

Pada cacar monyet, ruam yang muncul bisa berupa makula (lesi rata dengan warna berbeda dan ukuran hingga 0,5 cm) dan papula (lesi padat dan timbul dengan ukuran hingga 0,5 cm), vesikel (lesi bintik dengan cairan), pustula (lesi mirip luka lepuh berisi nanah), dan krusta (kerak mengering pada luka).

Putu mengatakan bahwa cacar monyet menimbulkan jenis ruam yang sama di seluruh anggota tubuh pada fase akut (0-5 hari pertama) maupun fase erupsi (1-3 hari setelah timbul demam).

Sedangkan pada cacar air, dia menyebutkan, ruam hanya berbentuk makula, papula, dan vesikel pada berbagai fase.

"Kemudian, pada campak, jenis ruam merupakan ruam non-vesikel di berbagai fase," katanya.

Putu juga mengemukakan adanya perbedaan yang signifikan pada perkembangan ruam akibat cacar monyet, cacar air, dan campak.

Menurut dia, pada penderita cacar monyet perkembangan ruam terjadi secara lambat (3-4 minggu) sedangkan pada penderita cacar air dan campak perkembangan ruam terhitung cepat, terjadi dalam hitungan hari.

Baca Juga: Sering Dijadikan Ancaman, Benarkah DC Pinjol Bisa Potong Saldo BPJS Ketenagakerjaan Jika Debitur Galbay? Begini Faktanya