Find Us On Social Media :

Tak Hanya Bikin Banyak Utang, Pakar Sebut Pemain Judi Online Datanya Sudah Bocor

GridFame.id - Judi online memang sudah meresahkan.

Bahkan Indonesia disebut sudah memasuki fase darurat judi online.

Pasalnya, setiap hari ada saja berita tentang pemain judi online yang menghalalkan segala cara untuk mendapat uang agar bisa deposit.

Belum lagi meningkatnya angka perceraian karena pasangannya ketahuan tergiur judi online sehingga menjual semua barang dan keluarga terlantar.

Pengamat keamanan siber sekaligus Chairman Lembaga Riset Siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menjelaskan, pemberantasan situs judi online seolah tidak pernah menemui titik akhir lantaran situs baru terus bermunculan.

"Operator judi online juga terus melakukan berbagai macam penawaran yang diharapkan dapat menarik minat korbannya, baik melalui promosi di media sosial maupun secara langsung lewat WhatsApp dan SMS," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (26/10/2023).

Ia menambahkan, hal tersebut dapat terjadi karena banyaknya kebocoran data pribadi yang terjadi di Indonesia.

Masalahnya, penawaran judi online secara langsung jelas lebih sulit untuk dilacak dan ditanggulangi.

Di sisi lain, pemblokiran situs judi online juga seakan tidak menyelesaikan masalah.

Pratama menjelaskan, operator dapat dengan mudah membuat situs judi online baru.

"Mereka sudah punya template, kadang mereka hanya perlu melakukan perubahan nama domain serta alamat IP, sehingga situs lama bisa kembali beroperasi," imbuh dia.

Baca Juga: Marak Kasus Judi Menggunakan Pinjol, Begini Resikonya Bisa Merugi Seumur Hidup

Lebih lanjut, ia menjelaskan, saat ini ada pergeseran tren di kalangan peretas atau hacker.

Semula peretas berorientasi agar dikenal banyak orang.

Namun kini, peretas bekerja secara diam-diam untuk mendapatkan shell akses dari website yang berhasil diretas.

Selanjutanya peretas akan menjualnya ke operator judi online untuk mendapatkan uang.

Sehingga, operator judi online bisa menyusupkan situs judi online mereka ke dalam situs yang berhasil didapatkan shell aksesnya.

"Ini menjadi motivasi finansial baru untuk peretas bahkan untuk peretas pemula, sehingga mereka akan selal meretas website," tandasnya.

Sebagai informasi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melaporkan, sebanyak 2,76 juta masyarakat Indonesia bermain judi online. '

Dari jumlah tersebut, sebanyak 2,19 juta orang merupakan golongan masyarakat berpenghasilan rendah.

Kepala Biro Humas PPATK M. Natsir Kongah menjelaskan, jumlah tersebut menggambarkan aktivitas pertaruhan dengan nominal kecil dengan jumlah di bawah Rp 100.000.

Adapun, profil masyarakat tersebut merupakan pelajar, petani, buruh, ibu rumah tangga, mahasiswa, dan pegawai swasta.

Tak hanya masyarakat berpenghasilan rendah, Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga menjadi korban judi online ini.

Baca Juga: Bukan Cuma Kerugian Finansial, Ini 3 Risiko Judi Online yang Bisa Menghantui Seumur Hidup!