3. Risiko konflik
Meskipun franchise merupakan kerjasama antara franchisor dan franchisee, tidak menutup kemungkinan adanya konflik yang timbul di antara mereka.
Konflik bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti ketidaksepakatan mengenai sistem, standar, atau royalti, persaingan antara franchisee, atau perubahan kebijakan dari franchisor.
Konflik ini bisa mengganggu kelancaran bisnis dan merusak hubungan antara franchisor dan franchisee.
4. Risiko keterbatasan inovasi
Salah satu syarat dalam berbisnis franchise adalah franchisee harus mengikuti sistem, standar, dan pedoman yang ditetapkan oleh franchisor.
Hal ini bertujuan untuk menjaga konsistensi dan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan.
Namun, hal ini juga bisa membatasi ruang gerak dan kreativitas franchisee untuk mengembangkan bisnisnya sesuai dengan kondisi pasar.
Jika franchisor tidak responsif terhadap perubahan pasar, bisnis franchise bisa kalah saing dengan kompetitor.
Demikianlah beberapa risiko dalam berbisnis dengan model franchise.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.