Ada beberapa faktor yang harus Anda perhatikan dalam menghitung dana pensiun, yaitu:
- Kebutuhan hidup Anda di masa pensiun, seperti biaya makan, kesehatan, transportasi, hiburan, dan lainnya.
- Sumber pendapatan lain yang Anda miliki di masa pensiun, seperti jaminan sosial, tabungan, investasi, properti, atau bisnis.
- Inflasi, yaitu kenaikan harga barang dan jasa setiap tahunnya yang akan mengurangi daya beli uang Anda.
- Umur harapan hidup Anda, yaitu perkiraan berapa lama Anda akan hidup setelah pensiun.
Salah satu rumus sederhana yang bisa Anda gunakan untuk menghitung dana pensiun adalah sebagai berikut:
Dana pensiun = (kebutuhan hidup - sumber pendapatan lain) x (1 + inflasi) ^ (umur harapan hidup - umur pensiun)
Contoh: Anda berencana untuk pensiun pada usia 55 tahun dengan kebutuhan hidup Rp 10 juta per bulan, sumber pendapatan lain Rp 2 juta per bulan, inflasi 5% per tahun, dan umur harapan hidup 75 tahun.
Maka, dana pensiun yang Anda butuhkan adalah:
Dana pensiun = (Rp 10 juta - Rp 2 juta) x (1 + 0,05) ^ (75 - 55) Dana pensiun = Rp 8 juta x 2,653 Dana pensiun = Rp 21,224 juta per bulan
Jika Anda ingin pensiun selama 20 tahun, maka total dana pensiun yang Anda butuhkan adalah:
Total dana pensiun = Rp 21,224 juta x 12 bulan x 20 tahun Total dana pensiun = Rp 5,093 miliar
3. Pilih Produk Keuangan yang Cocok untuk Mempersiapkan Dana Pensiun
Langkah ketiga adalah memilih produk keuangan yang cocok untuk mempersiapkan dana pensiun Anda.
Ada banyak produk keuangan yang bisa Anda pilih, seperti tabungan, deposito, reksa dana, saham, obligasi, asuransi, atau emas.
Baca Juga: Gaji UMR, Lebih Baik Ngontrak Dahulu atau Membeli Rumah dengan KPR?
Setiap produk keuangan memiliki karakteristik, risiko, dan imbal hasil yang berbeda-beda.