5. Jenis Usaha dan Sektor
Beberapa lembaga keuangan dapat mempertimbangkan jenis usaha dan sektor di mana nasabah beroperasi.
Usaha yang dianggap lebih berpotensi untuk sukses atau memiliki prospek keuntungan yang baik mungkin mendapatkan plafon yang lebih besar.
6. Kondisi Ekonomi dan Pasar
Kondisi ekonomi dan pasar usaha yang dilibatkan oleh nasabah dapat memengaruhi penentuan plafon cicilan KUR.
Lembaga keuangan mungkin mempertimbangkan risiko dan peluang di pasar terkait.
7. Kebijakan Pemerintah
KUR sering kali terkait dengan kebijakan pemerintah untuk mendukung sektor-sektor tertentu atau usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Baca Juga: Duh Banyak yang Tak Sadar, Ini Risiko Mengajukan Utang KUR Untuk Modal Usaha
Plafon cicilan KUR dapat dipengaruhi oleh regulasi dan kebijakan yang berlaku.
8. Lama Usaha
Lama usaha atau masa operasional nasabah dapat memengaruhi penentuan plafon.
Usaha yang telah berjalan lebih lama mungkin memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan plafon yang lebih tinggi.
Setiap nasabah yang mengajukan KUR dapat menjalani proses penilaian yang komprehensif oleh lembaga keuangan.
Mereka juga dapat berkonsultasi langsung dengan lembaga tersebut untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang faktor-faktor yang memengaruhi penentuan plafon cicilan KUR.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.