Find Us On Social Media :

Ini 7 Kekurangan Bisnis Dropship Lewat E-commerce Meski Lebih Praktis

Kekurangan dropship e-commerce (GridFame.id).

GridFame.id - Ini dia kekurangan bisnis dropship lewat e-commerce meski lebih praktis.

Di era digital ini, banyak individu yang tertarik untuk meraih kesempatan bisnis dengan memanfaatkan potensi besar e-commerce.

Salah satu model bisnis yang populer adalah dropshipping.

Dropshipping sendiri adalah bisnis di mana para pelaku usaha dapat menjual produk tanpa perlu menyimpan stok fisik.

Kini, bisnis dropship bisa dilakukan dengan memanfaatkan e-commerce.

Beberapa e-commerce, seperti Shopee, sudah menyediakan fitur dropship.

Jadi, pebisnis tak perlu susah payah mencari suplier karena mereka bisa menemukannya dengan mudah di e-commerce.

Seiring dengan peluang yang terbuka, ada juga sejumlah tantangan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan secara cermat oleh para pengusaha dropship.

Kekurangan-kekurangan ini bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk Anda yang mau terjun di bisnis ini.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa aspek kritis yang perlu diperhatikan oleh para dropshipper, agar dapat membuat keputusan yang bijak dan memitigasi risiko yang mungkin terjadi dalam perjalanan bisnis mereka.

Apa saja?

Baca Juga: Padahal Minim Modal, Bisnis Dropship Ternyata Rentan Bangkrut Kalau Abaikan 3 Hal Ini

Kekurangan Bisnis Dropship di E-commerce

1. Persaingan yang Tinggi

Salah satu kekurangan utama bisnis dropship di platform e-commerce adalah tingginya tingkat persaingan.

Dengan banyaknya pelaku bisnis yang menggunakan model serupa, sulit untuk membedakan produk Anda dan menonjol di tengah-tengah pasar yang penuh dengan opsi serupa.

2. Marjin Keuntungan yang Rendah

Sebagian besar platform e-commerce mengenakan biaya berbagai macam.

Mulai dari biaya transaksi, biaya iklan, dan biaya keanggotaan.

Semua biaya ini dapat merusak marjin keuntungan, meninggalkan para dropshipper dengan keuntungan yang relatif rendah jika tidak dikelola dengan bijak.

3. Keterbatasan Kontrol atas Stok dan Pengiriman

Dalam model dropship, penjual tidak memiliki kontrol langsung atas stok dan pengiriman produk.

Ini dapat menyebabkan masalah jika supplier gagal mengelola persediaan atau mengalami keterlambatan pengiriman, yang pada akhirnya dapat merugikan reputasi bisnis Anda di mata pelanggan.

4. Tidak Dapat Mengontrol Kualitas Produk

Dropshipper tidak memiliki kendali langsung atas kualitas produk yang dikirimkan kepada pelanggan.

Hal ini dapat menimbulkan masalah jika supplier tidak memenuhi standar kualitas yang diharapkan oleh pelanggan, sehingga merugikan reputasi bisnis dropshipper.

Baca Juga: Mau Jadi Dropshipper? Ini Langkah Menentukan Niche Produk yang Mau Dijual Agar Bisnis Cepat Berkembang

5. Ketergantungan pada Pihak Ketiga

Model dropship membuat bisnis sangat bergantung pada supplier dan platform e-commerce yang digunakan.

Jika salah satu pihak mengalami masalah atau mengubah kebijakan, bisnis dropship dapat terpengaruh secara signifikan.

6. Kesulitan Membangun Merek

Karena dropshipper umumnya tidak memiliki kontrol penuh atas merek dan produk yang dijual, membangun identitas merek yang kuat bisa menjadi tantangan.

Pelanggan mungkin lebih cenderung mengingat platform e-commerce tempat mereka membeli daripada merek dropshipper.

7. Risiko Perselisihan Pelanggan

Dalam beberapa kasus, ketidakpuasan pelanggan atau perselisihan mengenai produk dapat menciptakan risiko perselisihan yang harus diatasi oleh dropshipper. 

Menangani keluhan pelanggan dapat menjadi tugas yang rumit dan memakan waktu.

Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.

Baca Juga: Hati-Hati! 3 Kesalahan Ini Bikin Bisnis Dropship Jadi Gagal Total