GridFame.id - Bila Anda menerima makanan yang Anda beli berbeda dengan yang Anda lihat di klan, jangan mengomel.
Iklan memang dimaksudkan untuk kita akan mudah tergiur dengan makanan yang ditampilkan baik itu di televisi, koran, atau majalah.
Namun biasanya saat Anda sudah membeli makanan tersebut, ternyata tampilan dan penyajiannya berbeda dari apa yang kita lihat di iklan.
Penyajian makanan asli yang Anda beli dan yang Anda lihat di iklan bisa terlihat sangat berbeda karena makanan yang ada di iklan tersebut dibuat khusus untuk keperluan iklan.
Misalnya untuk membuat iklan burger, bahan-bahan yang ada di dalam burger seperti daging, roti, bawang, dan saus disusun sedemikian rupa agar terlihat indah dan menggiurkan.
Selain itu, proses pemotretan untuk iklan makanan juga membutuhkan waktu yang lama, sehingga makanan harus bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama.
Suhu saat pemotretan pun bisa dibilang panas, karena banyaknya cahaya lampu yang digunakan, dan cahaya tersebut bisa merusak penampilan makanan.
Oleh sebab itu, kadang digunakan bahan-bahan lain yang bisa tahan lama untuk pemotretan.
Misalnya untuk iklan es krim, bukan es krim asli yang digunakan, tapi kentang tumbuk yang diberi warna dan dibentuk seperti es krim.
Hal ini untuk menghindari es krim yang meleleh di bawah panasnya sinar lampu yang digunakan untuk pemotretan.
Produk makanan juga harus terlihat tetap segar meskipun dibutuhkan waktu lama untuk memotretnya.
Setelah selesai pemotretan produk makanan pun, masih akan dilakukan editing terhadap hasil foto.
Baca Juga: Jangan Sembarangan Pakai Aluminium Foil Untuk Bungkus Makanan, Anda Malah Akan Makan Logam!
Gunanya adalah untuk menghilangkan bagian yang tidak bagus atau menyempurnakan bagian yang dirasa kurang sempurna.
Bila saat pemotretan produk makanan sang fotografer dan penyusun makanan bisa menghabiskan waktu lama untuk menyusun makanan, beda halnya dengan di restoran.
Para koki yang ada di restoran tidak bisa, menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuat makanan terlihat sama seperti yang ada di iklan.
Kalau begitu, bisa-bisa Anda makin mengamuk. (Tyas Wening)
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar