GridFame.id – Beberapa waktu lalu Mamah Dedeh menunjukkan rumahnya yang berlapis emas.
Tapi siapa sangka, ternyata di dalamnya juga terdapat ratusan karung beras yang disimpannya.
Alasan dibalik tumpukan beras itu pun mengundang haru.
Mamah Dedeh pun jadi banjir pujian karena hal ini.
Simak info selengkapnya berikut ini.
Hasil Ngiri Oleh Pejabat Daerah
Siapa sangka, honor Mamah Dedeh diperkirakan mencapai Rp 1,2 sampai 1,4 miliar dalam sebulan, lo!
Soalnya dalam sekali tampil saja, acara televisi rutin yang dipandunya dikabarkan bisa membayar hingga Rp 200 hingga 400 juta per bulan.
Belum jika ia berdakwah untuk acara off air.
Maka jangan kaget jika kita main ke rumahnya, kita akan disambut dengan hiasan emas yang mentereng.
Bagian depannya saja sudah berdiri pilar tinggi bermotif emas.
Begitu masuk ke dalam, seluruh perabotan pun juga dihiasi ukiran emas!
Rupanya ada alasan tersendiri mengapa wanita kelahiran Ciamis, 5 Agustus 1951 itu memilih emas.
Ia bercerita, belasan tahun yang lalu, Ia sering diundang ceramah ke daerah Sumatera Selatan, khususnya Palembang.
Karena yang mengundangnya adalah para petinggi negara, maka rumahnya pun bernuansa emas.
“Saya tertarik. Di otak saya, kalau rumah saya pakai emas keren juga, nih!” katanya lalu tertawa.
Akhirnya beberapa tahun kemudian, karena atap rumahnya habis dimakan rayap, Mamah Dedeh memutuskan untuk merombak ulang rumahnya hingga seperti sekarang.
Baca Juga: Teka-Teki Sosok Suaminya Sudah Terkuak, Vanessa Angel: 'Terima Kasih Sudah Terus Perjuangin Aku'
‘Timbunan’ Beras di Rumah Mamah Dedeh
Tidak hanya banyak ukiran emas.
Di rumah Mamah Dedeh juga terdapat banyak makanan.
Bahkan ia sendiri mempersilahkan bagi siapapun untuk mengambilnya sendiri.
Seluruh makanan itu ia akui kebanyakan datang dari jamaahnya saat ia datang ke berbagai daerah.
Namun yang unik, ada juga tumpukan karung beras di bagian belakang rumahnya.
Bukan hanya satu atau dua, melainkan sampai ratusan!
Kalau Anda mengira itu adalah untuk stok beras di rumahnya, maka Anda salah.
Ia tidak makan sendiri beras tersebut, melainkan akan dibagikan ke semua orang.
Rupanya, ia sudah 7 sampai 8 tahun melakukan kebiasaan di mana setiap tanggal 20 setiap bulannya ia akan membeli 200 karung beras.
“Kan tetangga banyak yang, maaf, dalam tanda kutip kurang mampu, atau yang lewat-lewat macam pemulung Mamah kasih. Memang sudah buat itu, ada hak mereka,” ungkapnya.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar