Di samping itu, area terdampak bencana seringkali mengalami kerusakan infrastruktur, seperti bandara, jalan, jembatan, dan lainnya.
Sehingga, distribusi sumbangan barang akan memerlukan upaya lebih dan justru bisa mengganggu fokus pihak-pihak terkait yang turun langsung membantu ke lapangan.
Area terdampak bencana juga berpotensi menjadi tempat sampah dari barang-barang yang tidak terpakai.
Pemberian obat-obatan yang tidak tepat juga bisa membuatnya hanya menjadi sampah medis karena tak digunakan.
Sebuah studi yang dipimpin oleh José Holguín-Veras, seorang pakar logistik kemanusiaan, menemukan ada sekitar 50-70 persen barang yang tiba selama masa darurat seharusnya tak dikirimkan.
Hal itu terjadi antara lain saat bencana tornado di Amerika Serikat dan gempa dahsyat di Jepang.
Pada kasus ini, ada kelebihan sumbangan pakaian dan selimut.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar