GridFame.id - Apakah Anda termasuk yang takut berada di dekat tawon?
Hal itu wajar, sebab sengatan seekor tawon sangat berbahaya.
Apalagi kalau sengatan banyak tawon yang terbang dari sarangnya.
Di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, keberadaan sarang tawon vespa di sebuah pohon meresahkan warga sekitar.
Seorang pedagang bakso, Joko (36) mengatakan, sarang tawon itu sudah ada sekitar dua bulan terakhir.
"Ada dua bulanan keberadaanya. Saya kira waktu itu buah dari pohon itu. Pas dua bulan ke sini ternyata sarang tawon," kata Joko di lokasi, Rabu (22/1/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
Joko menceritkan, salah satu perempuan pelanggan baksonya pernah disengat tawon sekitar satu bulan lalu.
Ada waktu itu ibu-ibu beli bakso, bokongnya disengat.
Saat itu bilang ke saya enggak jadi makan minta bungkus aja langsung pergi kata dia.
Menurut Joko, pelanggannya itu kemudian pergi ke puskesmas untuk berobat setelah disengat tawon tersebut.
Keberadaan sarang tawon vespa itu belakangan menjadi perhatian warga dan para pedagang di sekitar lokasi itu, tepatnya Bintaro Sektor 3A.
Beberapa kali, mereka berkeinginan untuk gotong royong mengevakuasi sendiri karena keberadaan sarang tawon itu khawatir.
"Sempat kami para pedagang di sini ingin evakuasi dan ada juga orang mau nolongin evakuasi tapi katanya nggak bisa bersih semua. Kami jadi takut. Malah nanti menyasar kemana-mana tawonnya menyengat orang," kata dia.
Baca Juga: Pegawai Negeri Akan Girang, Pemerintah Sudah Rapat dan Akan Keluarkan Kebijakan Baru Ini Segera
Salah seorang pengemudi ojek online (ojol), Alex, yang sering menongkrong di tempat itu mengaku khawatir dengan keberadaan sarang tawon tersebut.
Dia berharap pemerintah daerah setempat bisa segera menyingkirkan sarang tawon tersebut.
"Berharap cepat ditangani yang bisa menangani. Karena takut menyengat orang karena ini dekat jalan banyak yang melintas. Kami ojol juga sering nongkrong di sini," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Berharap Sarang Tawon Vespa di Pohon di Bintaro Segera Disingkirkan"
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar