Tampak raut wajah Dedi menegang karena tak memperoleh jawaban atas pertanyaan yang ia ajukan hingga ia melontarkan kalimat "Bapak punya nasionalisme engga pak?," tanyanya pada pihak Sucifindo.
Ia menganggap pihak surveyer berbelit-belit dalam menjelaskan sistem administratif yang bukan menjadi pokok pertanyaannya.
Bahkan ia sempat menggebrak meja karena hal ini membuatnya geram sekaligus miris.
"Setelah saya tegur keras, akhirnya diakui bahwa barang impor tersebut adalah sampah, bukan bahan baku. Terus terang saja, saya merasa miris dengan hasil temuan ini karena sampah ini bisa lolos dan dianggap aman melalui jalur hijau," ungkapnya
Ia tak habis pikir disaat negara sedang memiliki masalah dengan penanganan sampah justru masih ada perusahaan yang mengimpor sampah dari luar negeri.
Dedi meyakini bahwa sampah yang dikumpulkan pemulung dan pengepul di Indonesia juga sangat banyak.
"Jika ditinjau dari persfektif pergaulan antar negara, fenomena ini sama saja dengan menganggap Indonesia sebagai tempat sampah dunia." ujar Dedi mengakhiri kalimatnya.
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,instagram.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar