Soalnya pada suatu hari Emma tiba-tiba mengunggah panjang lebar mengenai komentar yang menyebut dirinya jadi penyebab bencana karena memamerkan aurat.
Sebagai orang Islam, Emma juga diprotes karena tidak memakai hijab.
Ia pun membandingkannya dengan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang wanita yang memakai hijab.
'Sangat menyedihkan... Sayapun meringis melihatnya..Penampilan bukan jaminan. Dan pada postingan kali ini saya ingin menegaskan kepada kalian yg kemarin menghujat pakaian saya dgn mengatakan saya membawa bencana karena tdk menutup aurat, juga bahwa saya bukan muslimah krn tidak berhijab. .
.
Bencana gundulmu! Itu jawaban saya. Bencana itu bukan krn baju yg dipakai wanita. Itu sama saja seperti body shaming.. Menghina bentuk tubuh, melecehkan kebebasan wanita berpakaian dengan menghujat seolah2 semua bencana berpunca dari pakaian wanita saja! .
.
Pakaian olahraga yg saya pakai, saya beli di Indonesia.. Kita wanita Indonesia dari jaman Soekarno sampai Habibie, pakaian wanita Indonesia yg sedang aerobic, Kartinian, kumpul makan2, arisan, gerak jalan, berenang TIDAK mendatangkan bencana. Bencana datang krn exploitasi manusia pada alam dan makhluk hidup lainnya, bermusuhan bunuh2an sesama umat manusia krn nafsu amarah, merasa paling hebat, paling benar, paling suci dr lainnya. Itu yg mendatangkan bencana.. Jangan menilai sifat manusia dari pakaiannya apalagi menghujat “kamu bukan muslimah krn tdk berhijab”. Bagaimana mungkin sy yg lahir Islam, yg memasukkan mantan suami menjadi muallah lantas menjadi auto non muslim krn memilih pakaian yg sy pakai dr jaman pak Harto sbg presiden kita? Kalian sangat keterlaluan menilai keimanan saya hanya dari pakaian saja.
Apa syarat seseorang masuk Islam? Apa rukun Islam dan Rukun Iman dalam Islam?
Dulu saya masih takut menjawab para netizen garis keras itu saat mrk menghujat pakaian saya. Sekarang saya tdk takut. Saya jawab aurat ndasmu. Saya muslimah yg memilih tidak berhijab dan saya mempunyai keimanan akan Allah SWT yg kuat tanpa hrs membuktikan ke kalian semua. My religion my privacy...my religion is non of people’s business ..'
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar