GridFame.id - Menjadi istri dari pengusaha sukses membuat Maia Estianty memiliki gaya hidup yang glamor.
Maia Estianty memang sudah terkenal sebagai penyanyi dengan kekayaan yang fantasis sejak zaman dahulu.
Terlebih lagi ketika Maia menaikahi Irwan Mussry pada Oktober 2018 lalu.
Baca Juga: Bagikan Momen Liburan di Bali, Pose Mesra Wijin dan Gisel Bikin Salah Fokus di Bagian Ini
Irwan Mussry ternyata tidak main-main ketika berusaha membahagiakan istrinya.
Maia dan Irwan terlihat acap kali menghabisakan waktu bersama di luar negeri untuk liburan bahkan mengurusi kepentingan bisnis.
Gaya busana Maia juga sering menjadi sorotan karena harganya mahal bukan main.
Selain itu, Maia dan Irwan kerap kali menghabiskan makan malam di restoran mewah.
Dilansir dari Grid.id pada Jumat (7/1/2020), Maia Estianty mengabadikan momen sedang manyantap kaviar saat makan malam di restoran mewah.
Maia sedang memakan hidangan kaviar atau telur ikan yang merupakan makanan paling mahal di dunia.
Baca Juga: Tiga Bulan Tinggalkan Pekerjaan di Indonesia, Raffi Ahmad Kehilangan 15 Miliar
Harga kaviar di Indonesia dengan kualitas standar saja bisa dibanderol Rp 140 juta per kilonya.
Satu hidangan kaviar biasanya dibanderol dengan harga Rp 7 juta.
Yang lebih menghebohkan, Maia Estiany menyantap kaviar dengan taburan emas di atasnya.
Terlihat dalam santapan mewah Maia Estaianty terdapat taburan daun emas di atasnya.
Dilansir dari Tribunnews.com, ternyata emas asli yang tipis memang biasa dijadikan pelengkap makanan.
Emas 24 karat yang biasa disebut Kinpaku ini berasal dari logam lempengan emas.
Baca Juga: Terbaring di Rumah Sakit, Suty Karno 'Atun' Ungkap Telah 13 Tahun Lawan Diabetes
Kinpaku ternyata telah menjadi tren makanan di Jepang, bahkan daun emas biasa menjadi pelengkap kue-kue tradisional.
Pasalnya, daun emas ini aman dikonsumsi manusia.
Walaupun begitu, harga dari taburan emas ini ternyata tidak murah.
Harga daun emas ini biasa dibanderol seharga Rp 2,2 juta per gram di Indonesia.
Source | : | Tribunnews.com,Grid.id |
Penulis | : | Winnieati Sutanto Putri |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar