Kondisi ini membuatnya terpaksa meninggalkan kantornya di perusahaan bioteknologi dan pulang.
Ia lalu tidur siang dan bangun dengan suhu 39 derajat celcius pada malam itu.
"Saat itu aku mulai menggigil tak terkendali dan merasa kedinginan serta kesemutan parah. Itu cukup mengkhawatirkan," ujar Schneider.
Dia kemudian mengambil obat flu yang dijual bebas dan memanggil seorang teman untuk berjaga-jaga jika dia perlu dibawa ke rumah sakit.
Namun, demamnya mereda pada hari-hari berikutnya.
Schneider sebelumnya tak mengira terjangkit virus corona, karena tidak mengalami gejala gejala seperti batuk atau sesak napas.
Dia melakukan suntikan flu, tetapi mengira penyakitnya disebabkan oleh strain yang berbeda.
Ketika mengunjungi dokter, dia diperintahkan untuk pulang, beristirahat dan minum banyak cairan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar