GridFame.id - Saat dunia berpacu mendapatkan vaksin virus Corona, ternyata Presiden Donald Trump melakukan hal curang.
Amerika Serikat (AS) disebu-sebut berkeinginan untuk menguasai CureVac, sebuah perusahaan di Jerman, yang saat ini tengah bekerja menemukan sebuah vaksin virus corona, demikian seperti dilaporkan oleh surat kabar Jerman, Welt am Sonntag.
Outlet media terkemuka Jerman itu dengan mengutip seorang sumber yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump menawarkan uang dalam jumlah besar kepada para ilmuwan Jerman yang tengah mengerjakan vaksin virus corona.
Baca Juga: Ampuh Atasi Persebaran Virus Corona, 8 Tips Ini Bikin Work From Home Bisa Jadi Lebih Produktif!
Trump disebut ingin mendapatkan hak eksklusif atas temuan mereka.
Meski begitu, melalui sebuah rilis berita pada hari Minggu (15/03), perusahaan tersebut membantah "klaim tentang adanya isu penjualan perusahaan atau teknologi apapun yang ada di dalam perusahaan".
Welt am Sonntag dengan mengutip seorang sumber anonim pemerintah Jerman mengatakan bahwa Trump melakukan segala upaya untuk mendapatkan vaksin bagi Amerika Serikat, "tetapi hanya untuk AS."
Vaksin 'untuk seluruh dunia'
Minggu (15/03/2020), Kepala Investor terbesar dari CureVac mengatakan bahwa kontrak eksklusif dengan AS tidak mungkin dilakukan.
"Kami ingin mengembangkan vaksin yang digunakan untuk seluruh dunia, bukan untuk negara tertentu," kata Kepala Eksekutif dievini Hopp Bio Tech Holding, Christof Hettich, kepada surat kabara Mannheimer Morgen.
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan pers perusahaan tersebut.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan kepada televisi publik Jerman bahwa pengambilalihan perusahaan tidak termasuk dalam opsi yang bisa dilakukan.
Ia menyebut bahwa kementerian "telah melakukan pembicaraan yang baik dengan perusahaan selama dua minggu terakhir."
Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer mengatakan bahwa masalah tersebut akan dibahas pada Senin (16/03/2020), dalam komite krisis yang baru dibentuk oleh pemerintah.
Sementara, Menteri Ekonomi Peter Altmaier mengatakan kepada TV publik Jerman bahwa "Jerman bukan untuk dijual."
Untuk diketahui, CureVac berpusat di Tübingen, sebuah kota di Jerman baratdaya.
Perusahaan ini bekerja sama dengan Institut Paul Ehrlich, yang terhubung dengan Kementerian Kesehatan Jerman.
Perusahaan ini juga memiliki fasilitas lain di Frankfurt dan di Boston, AS.
CureVac berharap akan memiliki vaksin percobaan pada bulan Juni atau Juli.
Setelah itu, perusahaan akan mengajukan persetujuan untuk melakukan pengujian vaksin pada manusia.
Penelitian terhadap beberapa kemungkinan vaksin telah dimulai, namun nantinya dua vaksin yang paling menjanjikan akan dipilih untuk digunakan pada tes klinis, demikian kata co-founder CureVac dan kepala produksi Florian von der Mülbe kepada Reuters, Jumat (13/03).
Selain CureVac, perusahaan Amerika, Moderna juga berlomba membuat vaksin Corona.
Bahkan Moderna sudah dalam tahap uji coba vaksin virus corona terhadap 45 relawan.
Uji coba vaksin virus corona terhadap manusia akan dilakukan di Kota Seattle, Amerika Serikat, pada Senin (16/03/2020), sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Percobaan ini didanai oleh pemerintah AS dan pengujian akan dimulai terhadap 45 relawan muda yang sehat.
Mereka akan menerima berbagai dosis vaksin tanpa terinfeksi, karena vaksin tersebut tidak mengandung bagian dari virus corona yang sebenarnya, melainkan bagian pendek dari pembawa pesan RNA (mRNA).
Vaksin ini digunakan untuk menginstruksikan sel pasien untuk menghasilkan protein yang dapat mencegah, mengobati, atau menyembuhkan penyakit.
Pada fase pertama, uji coba akan melihat apakah dosis menghasilkan respons imun.
Vaksin eksperimental itu disebut mRNA-1273 dan dibuat oleh Moderna.
Uji coba ini berlangsung di Institut Penelitian Kesehatan Kaiser Permanente Washington di Seattle.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Curang untuk Kuasai Vaksin Corona, Jerman Berang pada Donald Trump: Jerman Bukan untuk Dijual
Source | : | Tribun Medan |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar