Pendemi Corona ini diperkirakan akan berakhir pada saat kasus harian terbesar berada di angka sekitar 600 persen.
Lonjakan kasus ini diprediksi akan terjadi pada bulan April.
“Perlu dicatat, ini hasil pemodelan dengan satu model yang cukup sederhana, tidak mengikutkan faktor-faktor kompleksitasnya tinggi, “ ujar tim peneliti Nuning Nuraini dalam keterangan tertulis, Kamis (19/03).
Melansir Tribunnewsbogor, Nuning menjelaskan bahwa penelitian ini dilatarbelakangi kasus COVID-19 di Indonesia yang menjadi bagian pendemi global.
"Dalam penelitian ini, kami berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang epidemi yang sedang terjadi saat ini di Indonesia melalui suatu model matematika sederhana," kata Nuning.
Baca Juga: Berani Putuskan Lockdown Lokal Selama 4 Bulan, Ternyata Begini Kekuatan Ekonomi Kota Tegal
Pada penelitian ini, peneliti membangun model representasi jumlah kasus COVID-19 dengan menggunakan model Richard’s Curve.
Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi SARS di Hong Kong pada 2003 silam.
Setelah menentukan model penelitian, tim akhirnya menguji berbagai data kasus COVID-19 terlapor dari berbagai macam negara.
Seperti China, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.
Secara matematik, model Richard’s Curve Korea Selatan paling cocok sebab kondisinya yang sesuai dengan Indonesia.
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar