GridFame.id – Muncul virus corona memang tengah menjadi momok di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Jumlah kasus positif di Indonesia pun semakin hari makin bertambah.
Dalam waktu kurang dari sebulan, jumlah kasus positif virus corona di Indonesia tiba-tiba telah mencapai ribuan orang.
Melihat fenomena yang begitu besar ini, sejumlah paranormal pun mencoba menerawangnya.
Salah satunya adalah Wirang Birawa.
Ya, di saat korban masih terus berjatuhan, Wirang tiba-tiba menyinggung soal gerombolan orang yang sudah diatur.
Wah, kira-kira apa maksudnya ya, Moms?
Sejak virus corona merebak di Indonesia, pria yang identik dengan topengnya ini memang sering kali mengungkap firasatnya.
Seperti diketahui, Wirang pernah menyebut akan ada seorang perempuan dari ‘Timur’ yang menemukan vaksin untuk Covid-19.
Bahkan, belum lama ini, Wirang begitu yakin mengatakan bahwa virus corona akan hilang tak bersisa dalam waktu dekat ini.
“April tanda kepergian mu terlihat JUNI - JULI jejak mu tidak tersisa lagi,” tulis Wirang pada unggahan Instagram, Kamis (26/3/2020) lalu.
Namun, baru-baru ini, Wirang Birawa tiba-tiba kembali membuat heboh publik.
Melalui unggahan Instagram Story pribadinya, Wirang membagikan tulisan soal gerombolan orang yang sudah tak bisa diatur dan hanya membela isi perutnya sendiri.
“KEBANGUN
Ternyata Cuma Mimpi Syukurlah [emoji]
Mimpi buruk liat banyak orang-orang yg sudah tidak bisa di atur di jalanan, gerombolan, saling membela isi perut agar tidak kelaparan , padahal yg di cari nya juga tidak bisa membuat kenyang [emoji],” tulis Wirang.
Rupanya, gambaran gerombolan orang tersebut hanyalah mimpi Wirang Birawa.
Meski begitu, hingga berita ini diturunkan, Wirang belum memberikan keterangan soal maksud dari mimpinya tersebut.
Duh, kita doakan semoga semuanya baik-baik saja ya.
Artikel ini sudah pernah tayang di Nakita.id dengan judul Korban Masih Terus Berjatuhan Akibat Virus Corona, Wirang Birawa Tiba-tiba Singgung Soal Gerombolan Orang Serakah di Tengah Wabah, Ada Apa?
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar