Setelah pulang ke rumah, W merasa agak janggal karena menemui dr. A yang mengaku sudah demam 5 hari.
Kala itu, dr. A ditempatkan di ruang perawatan untuk menjaga pasien umum.
"Waduh Bapak ini demam, batuk-batuk, gejala-gejalanya (Covid-19) ada di situ. Tapi kok dia ditempatkan bareng kita ya. Kami enggak pernah komunikasi lagi," ungkap W dilansir dari Kompas.com.
Setelah kurang lebih seminggu berada di rumah, W menerima pesan WhatsApp bahwa dr. A telah meninggal pada 12 Maret 2020.
Teman W yang juga saudara dr. A menceritakan bahwa keluarga tidak mengetahui bahwa dr. A positif corona.
Bahkan, proses pemakaman dr. A dilakukan sama seperti biasa.
Lantaran was-was, W langsung memeriksakan diri dan istrinya ke RSPI Sulianti Saroso.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Winnieati Sutanto Putri |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar