GridFame.id - Salah satu negara bagian di Amerika Serikat, New York, saat ini sedang mengalami masa tragis.
Di Amerika sendiri, terhitung ada 533.115 orang penderita Covid-19 pada Minggu (12/4/2020) dikutip dari Worldometers.info.
Dikutip dari CNN, pembagian pasien Covid-19 yang tersebar di Amerika Serikat jumlahnya tidak proporsional.
Data dari Pusat Sains dan Sistem Teknik Universitas Johns Hopkins menghitung kematian pasien Covid-19 di Amerika sebesar 42 persen terjadi di New York.
Baca Juga: Masih Jadi Momok di Seluruh Dunia, Peneliti Temukan Ada 3 Varian Virus Corona yang Sebabkan Covid-19
Kota New York bahkan memiliki pemakaman massal di Pulau Hart.
Dilansir dari Nymag.com, diperhitungkan setiap hari ada 200 orang yang sedang sekarat di rumah karena virus corona.
Persebaran virus corona di New York sendiri pun ditemukan di pinggiran kota, seperti Nassau, Suffolk, Weschester, dan Rockland.
Persebaran virus yang sangat cepat di New York menjadi perhatian para ilmuan.
Pasalnya, New York merupakan kota yang paling padat di dunia dengan penduduk lebih dari 8 juta orang.
Peneliti mengungkap kepadatan penduduk bukanlah masalah utama yang menyebabkan persebaran.
Baca Juga: Selamatkan Nasib Karyawan Saat Pandemi Corona, Ini 5 Kebijakan Jokowi yang Menguntungkan Masyarakat
Dibandingkan dengan negara-negara di Asia, kepadatan antar rumah di New York lebih sedikit.
Setelah ditelusuri, ternyata ada kemungkinan penderita Covid-19 tidak terdeteksi.
Ahli genetika mengungkap bahwa sesungguhnya virus corona sudah menyebar di New York sejak Februari 2020.
Tetapi, kasus pertama yang dikonfirmasi tercatat pada 1 Maret 2020.
Selain itu, banyak rumah sakit yang tidak siap untuk menangani penderita Covid-19.
Hal itu disebabkan karena Amerika Serikat tidak memiliki persiapan saat Covid-19 masuk ke negaranya.
Dr. Thimas R Freiden, mantan kepala CDC serta komisioner kesehatan NYC mengungkap bahwa korban jiwa dari wabah Covid-19 bisa dikurangi hingga 80 persen jika social distancing bisa diterapkan seminggu lebih awal.
Baca Juga: Banyak yang Kembali Terinfeksi Corona, Ilmuwan Mulai Khawatir
Tingkat kematian yang tinggi juga ditemukan oleh para tenaga kesehatan.
Di New York, banyak petugas kesehatan yang tidak memiliki alat perlindungan diri (APD) yang memadai.
Kelangkaan APD disebabkan karena APD diprioritaskan kepada kaum minoritas dan kaum miskin di New York.
Source | : | cnn.com,nymag.com |
Penulis | : | Winnieati Sutanto Putri |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar