China Unicom juga kehilangan 1,186 juta pengguna pada Januari 2020.
Sementara penurunan angka-angka ini menunjukkan skenario dramatis di Tiongkok, Tang berkata, "Ada kemungkinan bahwa beberapa pekerja migran memiliki dua nomor ponsel sebelumnya.
Satu dari kota asal mereka, dan yang lainnya dari kota tempat mereka bekerja.
Pada bulan Februari, mereka mungkin menutup nomor di kota tempat mereka bekerja karena mereka tidak bisa pergi ke sana. "
Ada kemungkinan bahwa para pekerja ini mungkin telah pergi ke kota asal mereka untuk Tahun Baru China dan setelah larangan perjalanan, mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk kembali ke Tiongkok.
Perlu dicatat bahwa di Cina ada biaya bulanan dasar untuk memegang akun ponsel dan mayoritas pekerja migran, yang termasuk dalam kelompok pendapatan terendah, kemungkinan hanya memiliki satu akun ponsel.
Kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh wabah itu bisa memaksa orang-orang China, yang memiliki dua ponsel untuk menghapus salah satunya.
Saat menjelaskan skenario di China, Tang berkata, "Saat ini, kami tidak tahu detail datanya.
Jika hanya 10 persen dari akun ponsel ditutup karena pengguna meninggal karena virus Corona, korban tewas akan menjadi dua juta."
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Apakah China Menyembunyikan Jumlah Korban COVID-19 yang Sebenarnya? 21 Juta Ponsel Tak Lagi Aktif di Negeri Tirai Bambu Itu, Mengapa?
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar