GridFame.id - Seorang ibu rumah tangga bernama Yuli Nuramelia di Lontar Baru, Kota Serang, Banten, sempat menjadi sorotan publik.
Yuli sempat terpukul karena ekonomi keluarganya berdampak karena wabah Covid-19.
Yuli dan suaminya merupakan pekerja serabutan pengangkut sampah yang digaji harian.
Baca Juga: Bagaimana Bisa Pemudik Asal Jakarta Meninggal Walau Sudah Negatif Covid-19? Begini Penjelasannya
Akibat dari wabah corona, Yuli tak lagi mendapatkan pendapatan seperti biasanya.
Yuli biasa mendapat upah Rp 25 ribu per harinya.
Hal tersebut membuat keluarganya kesusahan untuk makan.
Melalui Kompas TV, Yuli menceritakan beratnya hidup di tengah wabah Covid-19 yang diunggah kembali pada Selasa (21/4/2020).
Akibatnya, Yuli bersama suami dan keempat anaknya mengaku hanya meminum air untuk menghilangkan lapar selama dua hari.
"2 hari om (tidak makan), (anak) cuma diem aja sampai saya sedih, malah dielus-elus," ungkap Yuli.
Perempuan ini mengakui bahwa keluarganya sudah tak mampu lagi membeli beras.
Yuli pun pernah menceritakan bahwa telah mencoba meminta makanan, tetapi tak ada yang membantu.
Akibat dari kisahnya yang jadi viral, beberapa relawan akhirnya memberikan bantuan.
Namun naas, nyawa ibu empat anak ini dilaporkan meninggal dunia pada Senin (20/4/2020) lalu.
Hingga artikel ini ditulis, masih belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab kematian almarhum Yuli.
Banyak yang menduga bahwa Yuli meninggal karena kelaparan.
Pihak keluarga menduga bahwa almarhumah meninggal karena memiliki tekanan psikologis.
Camat setempat, TB Yasin akhirnya buka suara terkait dengan kematian Yuli.
TB menepis meninggalnya Yuli bukan kelaparan karena kematian Yuli tak memperlihatkan adanya tanda-tanda kelaparan.
"Dan kalau dari dampak makan tidak mungkin, manusia itu kan bisa bertahan dua tiga hari lah," tuturnya.
TB juga mengungkap bahwa di hari-hari terakhir Yuli meninggal kondisi fisiknya masih prima.
Apalagi, TB mengungkap pihaknya sudah memberikan bantuan untuk keluarga Yuli sebelum meninggal.
"Dan kalau seandainya bu Yuli tidak makan dua tiga hari itu kelihatannya lemas, sedangkan pada waktu hari sabtu jajaran sudah datang sudah menengok sudah memberikan bantuan ala kadarnya, dan itu bisa dimasak," ungkap TB.
Source | : | Kompas TV |
Penulis | : | Winnieati Sutanto Putri |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar