GridFame.id - Dokter sekaligus Influencer, dokter Tirta Mandira Hudhi mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal istilah berdamai dengan Virus Corona.
Hal itu diungkapkan dokter Tirta Mandira Hudhi melalui acara Fakta tvOne yang tayang pada Selasa (25/5/2020).
dokter Tirta Mandira Hudhi menilai, untuk menghindari penyebaran Virus Corona makin luas adalah pembatasan mobilisasi masyarakat.
Ia merasa Salat Id di zona hijau tidak masalah dilaksanakan tapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Yang patut direm adalah mobilisasi, kalau hijau kalian salat Id dengan prosedur new normal pakai masker atau tidak cium tangan enggak papa," ujar dokter Tirta.
Selain itu, restoran menurutnya juga boleh bukan asal dengan penerapan protokol kesehatan.
Sedangkan, yang harus dijaga ketat adalah mobilisasi manusia.
"Kalau membuka restoran tapi dengan catatan kapasitas separo enggak papa."
"Tetapi kalau kalian mobilisasi ya jadi merah lagi, Covid itu akan terus ada kita kontrol," jelasnya.
Lalu, dokter Tirta mengkritik ungkapan Jokowi soal 'berdamai dengan Virus Corona'.
Menurut dia, ungkapan itu salah besar.
"Lha ini saya meluruskan maksud Pak Jokowi, Pak Jokowi mengatakan berdamai, lha ini salah kaprah, 'Berdamai di sini itu yoh Corona kita damai, bukan gitu pak'," ungkapnya.
Seharusnya dijelaskan bahwa Virus Corona ini akan terus ada sehingga mobilisasi masyarakat harus tetap diatur.
"Maksudnya adalah Covid ini akan terus ada, sheetnya banyak tetapi kita kontrol cara kontrolnya dengan cara membatasi mobilisasi masyarakat dengan cara new normal, pakai masker, jaga jarak, PHBS ditingkatkan," katanya.
Dokter Tirta menambahkan, sekolah menurutnya adalah tempat terakhir dibuka saat penerapan 'The New Normal'.
"Ketiga membatasi tempat-tempat yang kerumunan di mana yang paling terakhir sekolah," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Dokter Tirta Sebut Ungkapan Jokowi soal 'Damai dengan Corona' Salah Kaprah: Bukan Gitu Pak
Source | : | Tribun Wow |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar