"Intinya pelaku (ketua RT) langsung meminta maaf dan mengakui kesalahannya dengan alasan khilaf dan memang benar ditampar. Kemarin-kemarin sih ada memar bekas tamparan tapi kalau sekarang mungkin udah hilang karena udah beberapa hari," imbuh Naih.
Kapolsek Cibungbulang Polres Bogor Kompol Ade Yusuf mengatakan, pelaku melakukan penamparan karena tak terima diteriaki maling oleh nenek Arni.
Arni yang datang menayakan bansos atas nama menantunya Nirlana, marah-marah kepada Ketua RT Asep.
"Arni dengan nada emosi menyebut dan menuduh Asep dengan sebutan maling karena disebut maling di depan orang banyak kemudian Asep mendorong pipi Arni sampai terjatuh," ungkap Ade.
Bansos atas nama Nirlana itu sebelumnya telah dilimpahkan kepada Arni sebanyak 15 kg.
Usut punya usut, satu karung beras jatah sang anak yang ditanyakan oleh Arni telah pindah ke desa Leuweungkolot.
"Udah dapat satu, dikasihkan bukan dipotong satu karung bukan. Karena satu karung jatah anaknya sudah pindah," kata Ade.
Nenek Arni setelah kejadian langsung dibawa ke RSUD Leuwiliang, sekaligus keluarga meminta visum.
Didampingi anggota KNPI Kecamatan Cibungbulang, nenek Arni membuat laporan.
Kedua belah pihak kemudian dipertemukan di kantor Polsek Cibungbulang untuk melakukan musyawarah.
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar