GridFame.id - Pandemi virus corona masih menjadi momok bagi masyarakat dunia.
Selama pandemi Covid-19 terjadi, organisasi kesehatan dunia (WHO) justru dinilai lambat bereaksi.
Bahkan dikabarkan WHO kerap berselisih dengan kelompok peneliti terkait pengambilan keputusan untuk menyelamatkan banyak nyawa di dunia.
Seperti misalnya ketika membahas bahaya dari penularan orang tanpa gejala (OTG).
Organisasi kesehatan lain seperti Centers for Disease COntrol and Prevention (CDC) AS sejak lama mengakui bahayanya penularan tanpa gejala tersebut.
Di saat yang sama WHO justru berpendapat bahwa penularan dari OTG jarang terjadi.
Begitu juga saat WHO lambat dalam mengimbau pemakaian masker wajib untuk semua orang.
Perbedaan pendapat ini kembali terjadi ketika 239 ahli dari 32 negara memaparkan sejumlah bukti yang menunjukkan virus corona menyebar di udara dan dapat menular.
Namun WHO bersikeras bahwa SARS-CoV-2 hanya disebarkan lewat droplet atau percikan pernapasan yang keluar saat seseorang batuk atau bersin, tidak melalui udara.
Hal ini menyebabkan para ilmuwan akhirnya mendesak WHO untuk merevisi rekomendasinya.
Dikutip dari Kompas.com, ratusan ilmuwan menyampaikan surat terbuka pada WHO dan memaparkan sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa partikel yang lebih kecil dan ada di udara dapat menginfeksi manusia.
Para peneliti pun berencana menerbitkan surat terbuka mereka dalam jurnal ilmiah minggu depan.
Pada awal April, sekitar 36 pakar kualitas udara dan aerosol mendesak WHO untuk mempertimbangkan bukti yang berkembang tentang penularan virus corona melalui udara.
Sayangnya diskusi tersebut tidak mengubah saran komite terkait penularan virus corona melalui udara.
Lidia Morawska, pemimpin kelompok dan konsultan WHO lainnya menunjukkan beberapa insiden yang mengindikasikan penularan virus melalui udara, terutama di ruang tertutup dengan ventilasi buruk.
Mereka mengatakan, WHO membuat perbedaan antara aerosol kecil dan percikan yang lebih besar.
Padahal yang ditemukan ahli, seseorang dapat terinfeksi corona karena keduanya.
"Sejak 1946, kami tahu bahwa batuk dan berbicara menghasilkan aerosol," kata Linsey Marr, ahli penularan virus melalui udara dari Virginia Tech.
Para ilmuwan memang belum dapat menumbuhkan virus corona baru dari aerosol di laboratorium. Namun itu tidak berarti aerosol tidak infektif.
"Sebagian besar sampel dalam percobaan tersebut berasal dari kamar rumah sakit dnegan aliran udara yang baik yang akan melemahkan tingkat virus," kata Dr Marr.
Dalam pembaruan terbaru virus corona SARS-CoV-2 yang dirilis 29 Juni lalu, WHO mengatakan bahwa penularan virus melalui udara hanya mungkin terjadi dalam prosedur medis yang menghasilkan tetesan lebih kecil dari 5 mikron.
Sementara pedoman pengendalian infeksi dari WHO, sejak sebelum dan selama pandemi ini, mencuci tangan dengan sabun merupakan strategi pencegahan utama Covid-19.
Benedetta Allegranzi, pimpinan teknis WHO untuk pengendalian infeksi mengatakan bahwa bukti virus menyebar melalui udara tidak meyakinkan.
"Dalam beberapa bulan terakhir, kami telah menyatakan beberapa kali bahwa kami menganggap transmisi melalui udara itu mungkin.
"Tapi, hal ini tidak didukung oleh bukti kuat dan jelas. Ada perdebatan kuat tentang hal ini," kata Allegranzi seperti diwartakan New York Times, Sabtu (4/6/2020).
Dari apa yang dilakukan WHO selama ini, banyak ahli menilai komite pencegahan dan pengendalian infeksi dari WHO sangat kaku, lambat, dan tidak mau mengambil risiko dalam memperbarui panduan terkait Covid-19.
"Saya benar-benar frustasi tentang masalah (virus corona) ada di aliran udara dan ukuran partikel (yang kecil)," kata Mary-Louise McLaws, anggota komite dan ahli epidemiologi Universitas New South Wales di Sydney.
"Jika kita meninjau kembali aliran udara, kita harus siap untuk mengubah banyak hal," pungkasnya.
Baca Juga: Selain dari IndoXXI, Ini Link Download Drama Korea Memorist Subtittle Indonesia
Artikel ini sudah pernah tayang di Nakita.id dengan judul Ratusan Ahli Minta Masyarakat Waspada karena Corona Bisa Menyebar Lewat Udara Namun WHO Justru Menyangkal, Peneliti: 'Saya Benar-benar Frustasi'
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar