Susi menyatakan, pembelian 30 pesawat itu bermula ketika ia hanya memiliki dua pesawat untuk membawa logistik ikan.
"Permintaan ikan tetapi berkurang dari ekspor pakai container, jadi kita berubah haluan dari produk frozen menjadi produk segar dan hidup."
"Ketika ada tsunami di Aceh 2004 kita bantuin mereka. Pesawat datang Novembernya dan kita mulai trial terbang," beber Susi Pudjiastuti.
Seraya mencari pilot yang bisa dipekerjakan, lanjut Susi, ia membawa pesawat ke Aceh untuk membantu korban tsunami.
Saat itu korban tsunami memanggil pesawat tersebut Susi Air, sehingga jadilah penyebutan tersebut.
"Pesawat itu disewa NGO untuk bantu tsunami."
"Hasilnya ada masjid dan satu pesawat."
"Masjid saya bangun 2005, selesai tahun 2006," papar Susi Pudjiastuti.
Susi menyatakan, sejak tahun 2001 ikan tak bisa ekspor karena banyaknya kapal asing yang masuk.
"Setelah saya tahu itu, saya mulai lawan illegal fishing pada 2005 sebelum jadi menteri."
"Saya teriak-teriak itu dari dulu, bukan saat jadi menteri."
"Cari ikan satu ton sehari saja susah padahal tadinya 30 ton sehari."
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar