Untuk sekali suntik, biaya yang dikeluarkan oleh keluarga diketahui sebesar Rp 5 juta.
Selain perawatan dari medis, pengobatan juga dilakukan secara islami dengan dibawa pada para Kyai hingga sempat diganti namanya.
Dalam salah satu videonya, ibu Danifs bahkan sempat memberi tahu bahwa anaknya itu pernah dibawa ke Ningsih Tinampi.
Dokter Sebut Sleeping Beauty Syndrome terjadi pada Shaka
Kondisi Shaka itu mendapat tanggapan dari Ketua Kelompok Studi Nasional Sleep Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), Dr dr Rimawati Tedjakusuma.
San g doktermemberikan sedikit gambaran dalam bidang keilmuannya bahwa ada sebuah kelainan yang disebut Kleine-Levine Syndrome atau sleeping beauty syndrome pada Shaka.
Sindrom ini juga dikenal sebagai sindrom Sleeping Beauty atau Sleeping Beauty Syndrome, merujuk pada kisah dongeng.
"Biasanya bentuknya episodik. Beberapa minggu atau bulan banyak tidur, setelah itu normal lagi. Sering dikira anak malas," ujar Rima saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/7/2020) siang.
Ia menjelaskan seseorang yang mengidap sindrom ini memang akan banyak menghabiskan waktu untuk tidur, tanpa makan dan buang air.
"Biasanya tidak ngompol atau BAB waktu tidur, pasien bisa bangun untuk itu (BAB dan BAK) dan makan," kata dia.
Baca Juga: Suasana Memanas Karena Omnibus Law, Jokowi Bantah 7 Hoaks yang Beredar Soal UU Cipta Kerja
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kisah Pilu Shaka, Balita yang Tertidur Setahun Kini Meninggal Dunia, Dokter Ungkap Penyebabnya
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar